NO GOD BUT ALLAH . . .

اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ...

Rabu, 18 Agustus 2010

KAU WANITA, KAU BURUH MIGRAN

KAU WANITA, KAU BURUH MIGRAN

Kuharap lagu air matamu terdengar disini, dan membius mereka yang terkuat
Kau wanita, kau buruh migran yang terkurung dalam sesaknya ruang kelam
Mencari sejahtera tetapi mendapat sayatan hati yang merobek jiwamu
Memohon naungan hanya diskriminasi yang kau dapat, kemudian tersingkirkan
Kau hanya dianggap sekedar komoditi yang senantiasa menjadi perbudakan
Betapa…! kau wanita terkoyak oleh kemiskinan dan ketidakadilan

Kuharap… kuharap… mereka yang terkuat dinegeri ini ada disana
Saat tubuhmu dihempaskan kelantai hitam, dibenamkan kelembah lumpur ternodakan
Meronta percuma, tali-tali nista menjerat tanganmu, mulutmu terbungkam kain hitam
Kepalamu dibenturkan, terluka hebat lalu kaupun tak tahu lagi tentang nasib tubuhmu
Air mata darahmu menetes, melagu surga menjadi neraka, jiwamu terbang bersama perih
Dan kaupun pulang, ada dalam pelukan orang terkasih yang merana merajut luka-luka
Mengenangmu yang tak akan pernah bangun lagi.

Kuharap… kuharap… mereka yang terkuat dinegeri ini ada disana
Saat hari-harimu terlilit cambuk perkasa yang menembus tulang-tulang putihmu
Makian dari mulut-mulut tuan besar menggelegar menyambar panas daun telingamu
Mata-mata besar menatap tajam pengawas atas dirimu yang bekerja tiada henti
Kekejaman telah membuatmu lumpuh dan kaupun dipulangkan kedesamu
Kau hanya berstatus kelas dua, terminal kelas tiga yang pantas bagimu
Kasusmu terkatup rapat dikotak besi, dan terlupakan sampai berkarat

Lalu, mereka yang terkuat apa yang bisa kau lakukan ?
Ada nyawa-nyawa melayang diantara wanita buruh migran
Ada tubuh-tubuh cacat diantara wanita buruh migran
Kuharap… kuharap mereka yang terkuat ada disana
Merubah perihnya biru langit, menjadi nirwana
Merubah lilitan miskin menjadi samudera sejahtera
Merubah yang tertindas menjadi yang terangkatkan

Kau wanita, kau buruh migran
Harapan bunga hidupmu berebah dipadang-padang harapan waktu
Namun duri-duri selalu saja menghiasi bungamu yang justru melukaimu
Mencoba memanjat tangga pelangi menuju langit, tuk meraih bintang seutuhnya
Namun separuh bintang saja itu sudah keberuntunganmu
Karena tanganmu selalu berdarah dalam genggaman tangan-tangan yang terkuat

Kuingin… kuingin kerajaan berbasis diskriminasi gender dihancurkan
Demi kau wanita, kau buruh migran
Dan dedikasikan buat kau wanita-wanita

~Nenen Gunadi~
19-Des-2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar