NO GOD BUT ALLAH . . .

اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ...

Jumat, 13 Agustus 2010

Bunga Cinta Yang Kembali Bersemi di Tahun Baru

Bunga Cinta Yang Kembali Bersemi di Tahun Baru


‘Tuhan kirimkanlah aku, kekasih yang baik hati …’
‘Yang mencintai aku apa adanya …’

Lagu ‘Munajat Cinta’nya The Rock yang terdengar terlantun nyaring dari nada dering ponselku, membangunkanku dari mimpiku, mimpi terindah sepanjang hidupku, mimpi bertemu dengan seorang gadis yang dimataku benar-benar tampak sempurna, sempurna sekali seperti bidadari.
Dengan sedikit rasa malas, dan masih diliputi rasa kantuk serta sedikit perasaan dongkol karena mimpi indahku terganggu, ku raih ponselku yang tergeletak di atas meja belajar di samping tempat tidurku.
“wwuuuaaaahhh,” aku menguap, mengucek-ucek mata, lalu melirik ke jam dinding di kamarku yang baru menunjukkan pukul 05.00 pagi.”eehhhh, siapa sih pagi-pagi segini sudah kirim sms?”
Ku buka satu pesan yang baru masuk itu, terpampang inisial nama yang begitu akrab di mataku sekaligus juga menyebalkan, ‘D’Race S.E’ – awas! Jangan sampai salah baca lho! Bacanya yang betul ‘The Rese’ – inisial nama itu ku berikan kepada temanku si David tak lain karena dia orangnya suka rese, suka jahil dan suka ngerjain temen sendiri. Pokoknya David itu orangnya suuuuupppppeeeerrrrrr rese deh pokoknya. Mungkin kalo ada pemilihan umum tentang siapakah orang paling rese di Indonesia, ya David lah orangnya.
Ah, rasa malasku jadi semakin bertambah begitu tahu sms itu dari David. Malas juga sebenarnya buka sms dari dia. Soalnya sms dia biasanya cuma rese doank. Tapi, ponsel udah kadung aku pegang, jadi akhirnya ku buka dan ku baca saja sms darinya itu.
“bbbbuuuuuaaaaannngggguuuuuuuunnnnnnnn …..!!!! ” begitu isi sms darinya. Tuch kan? Apa aku bilang, tuch anak emang rese abis.
“gw udah bbbbuuuuaaaaannngggguuuunnnnnn begooooooo ….!!! ” ku balas sms dia tak kalah resenya. Ah, pikirku orang rese harus balik diresein.
“he…he…he…udah bangun loe, Ki.” Balasnya.
“hhhhhhhhh…. ! Dasar rese begooooooo…! Kan td udah gw bilang kalo gw udah bangun. Capek dech .” Balasku.
“lho! Baru bangun tidur kok loe udah capek sih, Ki. Emang loe baru aja mimpi dikejar2 anjing ya? He…3x capek deh ! Ya udah kalo loe capek, tidur lg aja ya. Hi…3x ” balasnya.
“hhhhhh…! Gmn gw bisa tidur lg kalo pg2 gini loe udah bikin dongkol gw.” Balasku.
“Ups, THE MISSION SUCCEED! Misi gw sukses dong kalo bgtu, misi bikin loe dongkol pg2 kamsudx, he…3x. Ya udah kalo ga’ bs tdur lg, loe mending buru2 mandi aja, trus ntar jam 07.00 tepat, Qta ngumpul2 di rmh gw.” Balasnya.
“Qta siapa kamsud loe? Trus, ngapain emang pake acara ngumpul2 di rmh loe segala?” balasku.
“Qta kamsudx ya eloe, gw, si Andre, si Denny ‘n si Tommy. Bentar lg ‘kan thn baru, Men! Qta ntar mo ngebahas acara thn baruan gito0o….Ok..Ok..Ok! ” balasnya.
“Ok.” Balasku.
Ku geletakkan ponselku begitu saja di atas tempat tidur. Kedua mata ini yang tadi terasa masih kantuk, kini sudah tidak lagi. Yach, tak lain gara-gara si super rese David itu.
Ku rebahkan tubuhku kembali di atas tempat tidur, menatap langit-langit kamar. Sejenak, pikiranku melayang-layang teringat akan mimpi indah yang aku alami barusan.
“ah, cantik sekali cewek itu,” gumamku sambil senyam-senyum sendirian di kamar seperti orang gila,”ah, wahai Dewi Cinta, aku mohon pertemukan aku dengan gadis cantik dalam mimpiku itu. Terserah kek, Kau mau pertemukan aku dengan gadis cantik dalam mimpiku itu dimana dan kapan, yang pasti aku mohon pertemukan aku dengan dia di saat dan di tempat yang tepat. On the right time and the right place. Amin.”

***
Jam 07.05 aku, Andre, Denny dan Tommy sudah pada ngumpul di rumah David. Seperti yang David bilang di ‘sms’nya, kita sedang merencanakan acara buat menyambut tahun baruan.
“gini, Men. gw punya ide gimana kalo kita bikin acara camping aja buat tahun baruan nanti. Secara ‘kan pas tahun baruan kaya gini, pasti banyak juga anak-anak lain yang pada camping. Trus, siapa tahu ntar kita bisa ketemu cewek-cewek cakep di lokasi camping. Syukur-syukur bisa kita gebet tuch cewek. Gimana, Men, menurut loe-loe semua?” terang si David membuka pembicaraan.
“gw setuju banget tuch, Vid, ama ide loe itu.” Timpal si Andre.
“Ok, Ok. Gw juga setuju banget.” Timpal si Denny.
“gw Ok Ok aja deh.” Timpal si Tommy.
Pikiranku masih saja melayang-layang teringat dengan seorang gadis cantik yang aku temui di mimpiku semalam. Aku pun tak menyadari kalau mereka berempat ternyata sedang menunggu persetujuanku, pun terbengong-bengong melihatku yang sepagi ini sudah melamun segitunya.
“wwwoooiiiii….!!!” Teriak mereka berempat tepat di depan mukaku yang membuatku kagetnya setengah mati hingga terjerembab jatuh dari kursi yang aku duduki.
“ah, sialan loe semua!”makiku kepada mereka,”bikin orang kaget aja. Untung gw gak mengidap penyakit jantung.”
Mereka berempat cuma ketiwa-ketiwi cengengesan saja melihat raut dongkol di wajahku.
“lagian eloe sih, Ki. Orang lagi kumpul-kumpul bahas acara buat tahun baruan, loe pagi-pagi gini udah ngelamun segitunya.” Ucap si Tommy.
“eh, ngomong-ngomong loe lagi ngelamunin siapa sih, Ki? Kok sampai segitunya?” tanya si Denny.
“ah, gw tahu kok Den! Si Uki lagi ngelamunin si itu tuch?” seloroh si David.
“si itu siapa, Vid, kamsud loe?” tanya Denny.
“si itu tuch, si Endut Fanny tetangga dekatnya itu.” Canda si David.
“sialan loe, Vid, ngapain juga gw ngelamunin tuch cewek, kaya udah gak ada cewek lain aja di dunia ini.” Makiku kepada si David. Sementara mereka berempat kembali ketiwa-ketiwi cengengesan.
“trus gimana rencana acara tahun baruan kita nih, Men?” tanyaku mencairkan suasana.
“yach, ne anak emang udah sebegitu dalemnya ngelamun, sampe kaga’ tahu kalo kita udah mengambil keputusan. Tinggal loe aja, Ki, yang belum ngasih persetujuan.” Timpal si David.
“iya, iya, sorry deh kalo begitu. Trus, emang apa keputusan loe-loe semua?”
“kita udah sepakat mo camping aja buat acara tahun baruan nanti. Gimana menurut loe, Ki.”
“ehmmmm,” aku pura-pura sedikit pikir-pikir,”Ok deh, gw setuju. Trus, mo camping dimana kita?”
“gimana kalo kita ambil lokasi camping di Bandung aja? Secara awewe Bandung ‘kan cakep-cakep.” Seloroh si David, sambil men’twing-twing’kan bola matanya ke arah kami berempat.
“Ok deh!” timpalku, si Andre, si Denny dan si Tommy hampir berbarengan. Ah, untuk urusan cewek cakep, kita semua memang paling kompak.

***

Esoknya, siang hari kami sudah sampai di sebuah lokasi camping di Bandung. Kami memang sengaja berangkat pagi buta dari Jakarta agar tidak terlalu sore sampe di Bandung. Setibanya di lokasi, kami pun segera mendirikan tenda kami.
Aku memang sedang bersama-sama teman-temanku mendirikan tenda dan mempersiapkan segala perlengkapan camping kami, namun pikiranku tidaklah sepenuhnya kesitu. Pikiranku melayang-layang teringat gadis cantik itu, yang semalam kembali muncul ke dalam mimpiku, dan anehnya lagi, dalam mimpiku itu, aku bertemu dengannya di tempat ini, di lokasi perkampingan kami ini.
“ah, apakah aku akan benar-benar bertemu dengan gadis cantik dalam mimpiku itu disini?” gumamku sendirian.
Hari sudah menjelang malam. Semuanya sudah siap. Tenda, api unggun, cemilan ringan, kopi dan teh hangat, serta beberapa bungkus rokok sudah tersiapkan semuanya.
Dengan menggelar tikar di depan tenda dan api unggun, kami duduk lesehan sambil dengan riangnya genjrang-genjreng gitar mendendangkan lagu-lagu pop hit yang kami hapal. Mulai dari lagunya Peter Pan, Ada Band, Letto, Drive, Dewa, Andra&The Backbones sampai The Titans dan band-band yang lain.
Namun, di tengah-tengah nyanyi riang bersama teman-temanku itu, pikiranku kembali teringat dengan sosok gadis cantik yang aku temui di lokasi camping ini dalam mimpiku.
“ah, kalo mimpi itu memang benar-benar nyata, kenapa sampe sekarang gw belum ketemu ama tuch cewek ya?” gumamku sendirian dalam hati,”emang sih, dari tadi gw bolak-balik ketemu cewek-cewek cakep yang juga sedang camping disini, tapi gak ada satupun yang persis seperti cewek yang aku temui dalam mimpiku itu. Ah, sudahlah! Bodo amat! Ngapain juga dipikirin! Toh itu ‘kan cuma sekedar mimpi doang.”
Malam semakin larut, sebentar lagi waktu pergantian tahun segera tiba. Aku beranjak bangkit dari dudukku.
“mau kemana loe, Ki.” Tanya si David.
“mau ke toilet. Nih, Keburu kencing gw.” Jawabku buru-buru lari.
Jalan menuju ke toilet di lokasi perkampingan agak licin memang, karena beberapa hari kemarin hujan tak henti-hentinya turun di lokasi perkampingan ini. Untungnya malam ini cuaca di langit atas sana terlihat cerah dan indah sekali dengan cahaya terang bulannya serta taburan kerlap-kerlip bintangnya.
Perlahan-lahan dan hati-hati aku berjalan, takut terpeleset. Namun, tiba-tiba ku dengar suatu suara yang mengagetkanku.
“aauuuuwww….!!!” Ku dengar suara jeritan seorang cewek. Dari jarak agak kejauhan, bisa ku lihat kalo cewek itu jatuh terpeleset. Aku segera bergegas hendak menolong cewek itu.
Dan, betapa terkejutnya diriku ketika berhadapan dengan cewek itu. Cewek itu…cewek itu benar-benar persis dengan cewek yang aku temui dalam mimpiku. Sejenak, aku tak bisa berkata apa-apa, terdiam seribu bahasa, terpana akan kecantikannya. Ah, bahkan hasrat ingin kencingku pun serasa hilang begitu saja.
“ah, cantik, cantik sekali. Kau bahkan tampak lebih cantik dari yang ku lihat di mimpiku. Ah, kau begitu sempurna. Ah, akhirnya aku kembali jatuh cinta.” Gumamku dalam hati, masih bengong di depan cewek yang terpeleset jatuh itu.
“eh, tolongin gw dong, please. Kaki gw terkilir nih kayaknya, gak bisa dibuat jalan.” Ucapnya menyadarkanku dari keterbengongan.
“Oh,ii..iya, sorry.” Ucapku sembari bergegas menggendongnya, dan dengan perlahan-lahan dan hati-hati berjalan menuju ke arah tempat tenda yang dia tunjukkan.
“Oh, iya, siapa nama kamu?” tanya cewek itu masih dalam gendonganku.
“Uki, kamu?”
“panggil saja aku, Bintang.”
“ah, namamu bahkan secantik wajahmu.” Gumamku.
“eh, Uki kok tadi sempet bengong aja sih di depanku, emang kenapa? Kaget ya, ngelihat aku? Ato jangan-jangan tadi Uki mengira kalo aku ini hantu cantik kaya di film-film itu? He..he..he..”
“ah, enggak kok, aku tadi terpana aja ngeliat cewek secakep Bintang. Ya, seperti halnya bintang-bintang yang berkerlip indah di atas langit sana, Bintang yang sedang aku gendong ini juga gak kalah indahnya.” Gombalku, sembari menoleh ke arahnya, melemparkan senyum termanisku.
“ih, Uki ngegombal deh.” Ucapnya manja.
“ah, seandainya aku berterus terang kepada Bintang bahwa sebelum ini aku telah bertemu dengan dirinya dua kali dalam mimpi, apakah dia juga akan bilang bahwa aku ini sedang ngegombal?”gumamku,”ah, biarlah ku simpan dulu mimpi itu, namun suatu saat nanti, on the right time and the right place, akan aku ceritakan juga mimpiku itu kepada Bintang. Yang penting sekarang, mimpi itu memang benar-benar menjadi kenyataan. Dan, Bintang ini, kini telah menghiasi langit di dalam hatiku, langit yang selama ini ku rasakan begitu kelabu dan kelam. Dan, Bintang ini, kini telah membuat bunga-bunga cinta di dalam hatiku kembali bersemi, bunga-bunga cinta yang telah sekian lama layu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar