NO GOD BUT ALLAH . . .

اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ...

Jumat, 24 Desember 2010

Sadarlah

Sadarlah, Wahai orang yang tertipu! Mengapa kamu masih riang bermain, terlena dengan angan-angan. Padahal ajal di depan matamu! Bukankah kamu mengetahui bahwa ambisi manusia adalah lautan luas tak bertepi. Bahteranya adalah dunia. Maka berhati-hatilah jangan sampai karam! Yakinlah! Bahwa kematian pasti menjengukmu bersama segala kepahitannya. Ingatlah detik-detik itu, ketika kamu memberikan wasiat, sedangkan anak-anak yang bakal menjadi yatim Dan ibunya yang akan kehilangan suami tercinta menangis pilu berlinang air mata. Ia tenggelam dalam lautan kesedihan, seraya memukul-mukul wajahnya. Disaksikan para lelaki, padahal sebelumnya ia adalah mutiara yang tersimpan rapi. Kemudian setelah itu, dibawalah kain kafan kepadamu. Akhirnya! Diiringi isak tangis dan derai air mata, Jasadmu dikebumikan

Jumat, 10 Desember 2010

Dalam lembah yang penuh nista

Dalam lembah yang penuh nista
Saat kegelapan menutupi hati
Kulihat secercah cahaya MU
Laksana kerlipan bintang di gelap gulita

Kulangkahkan kaki dari lembah berlumpur ini
Kudatangi Mu wahai pemilik KASIH
Kubersimpuh dikaki MU mengharapkan ampunan
Atas dosa dan noda

Kudatangi Mu karena aku rindu
Rindu akan arif bijak MU
Rindu akan tegur sapa MU
Rindu saat terindah yang pernah kumiliki dalam hidup
Saat aku bersama MU




ALLAH….Dalam setiap nafas yang ku hirup
Tetesan air yang ku minum
Semua ada nama MU
Yang membuat aku semakin rindu
Seluruh alam ini memuja MU
Semua yang kau ciptakan ada tertulis nama indah MU


ALLAh….Tak bisa ku ungkapkan betapa rindu aku pada MU
Sangat dalam dan dalam….
Semakin hari aku tak bisa berpaling dari MU
Walau Cuma sesaat…


ALLAH…Janganlah ENGKAU berikan nikmat
Yang tidak bisa aku mensyukurinya
Hingga ENGKAU kecewa padaku
Berilah aku kesempatan untuk membuktikan cintaku ini pada MU
Dengan terus mengabdi pada MU
Sepanjang hidupku

ketika seorang lelaki berdoa......

ketika seorang lelaki berdoa......


Ya Allah ... aku berdo’a untuk seorang wanita yang akan menjadi bagian dari hidupku

Seseorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari apapun

Seorang wanita yang akan meletakkan aku pada posisi kedua dihatinya setelah Engkau

Seorang wanita yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu



Wajah cantik dan daya tarik fisik bagiku tidaklah penting, yang terpenting adalah sebuah hati yang sungguh mencintaiMu dan Rasulullah

Seseorang yang tidak hanya ber otak cerdas tapi juga mempunyai hati yang lembut..

Seseorang yang mencintaiku karena Mu

Seseorang yang dapat membuatku merasa nyaman dan terhormat ketika aku di sampingnya



Ya Allah...

Aku tidak meminta seorang wanita yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna sehingga aku dapat membuanya sempurna dimataMu seseorang yang membutuhkan dukungan ku dlm dakwah, seseorang yang membutuhkan do’a dan senyumanku dan seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna..



Ya Allah..

Aku juga meminta, buatlah aku menjadi lelaki yang bisa menyenangkan dan menyejukkan hatinya

Berikan aku tangan sehingga aku selalu mampu berdo’a untuknya

Berkan aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal yang baik dan bukan hal yang buruk darinya

Berikan aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijak sehingga mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat



Aku berharap ya Allah.... bila saat kami bertemu nantinya, kami akan mengatakan “ betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna”

Aku percaya bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat dan aku juga yakin Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan.



Jumat, 26 November 2010

Saat Anda berada dipersimpangan jalan,

Saat Anda berada dipersimpangan jalan, Anda tentu harus memutuskan untuk memilih salah satu jalan. Saat Anda menghadapi pemilihan umum, Anda harus menentukan pilihan yaitu salah satu kandidat atau tidak memilih satu pun. Keputusan Anda akan menentukan arah hidup Anda.

Keputusan bisa terjadi secara sadar atau tidak sadar. Coba perhatikan saat Anda berjalan atau sedang berkendara. Sering kali kita membelokan diri atau kendaraan kita tanpa pikir panjang. Keputusan kita ambil hampir secara otomatis. Kenapa? Karena Anda sudah mengetahui tujuan Anda dan arah untuk mencapainya.

Mengapa bisa terjadi otomatis? Sebab pikiran bawah sadar kita sudah menyimpan informasi yang memadai. Pikiran bawah sadar kita sudah tahu arah ada tujuan yang akan dicapai. Proses pengambilan keputusan yang terjadi di alam pikiran bawah sadar terjadi dengan sangat cepat sehingga kita mengatakannya gerakan refleks atau otomatis.

Itulah manusia, memiliki sebuah mekanisme otomatis dalam diri kita. Ada dua mekanisme otomatis dalam diri kita, yang pertama mekanisme sukses otomatis (MSO) dan yang kedua mekanisme gagal otomatis (MGO). Yang menjadi pertanyaan ialah, manakah yang paling dominan dalam diri Anda?

Jika MSO yang bekerja dalam diri Anda. Semua tindakan Anda, sadar atau tidak sadar, akan mengarah kepada tujuan Anda. Pikiran bawah sadar Anda sudah memiliki informasi yang memadai untuk memerintahkan semua yang ada dalam pikiran kita seperti otot dan sistem syaraf.

Michael Jordan, tidak pernah mengukur tenaga, sudut gerakan bola, dan jarak antara dia dengan ring. Tetapi tubuhnya sudah memiliki MSO yang mampu mengarahkan bola tepat kepada sasaran. Para pebisnis sukses, sering kali mengambil keputusan secara spontan dan tetap mengantarkan mereka menuju keberhasilan yang lebih besar.

Kita memang bisa memutuskan sesuatu secara sadar. Namun kontribusi keputusan sadar terhadap keberhasilan lebih kecil dibanding keputusan tidak sadar. Hidup Anda lebih diarahkan oleh pikiran bawah sadar ketimbang pikiran sadar.

Itulah konsep akhlaq. Akhlaq bukanlah perbuatan baik hasil pemikiran. Akhlaq adalah perbuatan baik yang terjadi secara spontan.

Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR. Bukhari)

Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud)

Jadi, pikiran bawah sadar Anda akan sangat menentukan hidup Anda. Pikiran bawah sadar ini adalah bagian dari apa yang disebut dengan Qalbu dalam ajaran Islam. Jika qalbu kita baik, maka semuanya akan baik.

Agar kehidupan Anda menjadi lebih baik, maka qalbu Anda harus didominiasi dengan hal-hal yang baik. Dzikir, membaca al Quran, dan ibadah-ibadah lain akan menjadikan qalbu kita didominasi oleh Cahaya Allah sehingga menghasilkan akhlaq yang mulia.

Senin, 15 November 2010

Dekonstruksi Khilafah

Zuhairi Misrawi, Direktur Moderate Muslim Society

Konferensi Internasional Khilafah oleh Hizbut Tahrir Indonesia, yang diadakan di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, menyisakan sebuah tanda tanya bagi publik. Hal tersebut terkait dengan beberapa pernyataan yang disampaikan oleh sejumlah tokoh yang hadir. Di antaranya, perihal penegakan syariat dan implementasi konsep khilafah dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Dalam beberapa tahun mendatang, kedua isu tersebut tidak akan mengalami penyusutan. Bahkan bisa jadi sebaliknya, yaitu peningkatan yang cukup drastis, mengingat adanya pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) perihal kemungkinan menjadikan organisasi tersebut sebagai partai politik (detik.com, 12).

Pernyataan tersebut semakin mengentalkan aroma menguatnya kelompok yang hendak mengusung Islamisasi negara. Sebaliknya, Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara, serta titik temu di antara keragaman warga negara, sedang berada di persimpangan jalan. Tidak hanya itu, HTI dan kelompok-kelompok lainnya yang seideologi secara nyata menolak demokrasi karena menurut mereka demokrasi adalah paham tentang kedaulatan rakyat.

Paradigma khilafah pada hakikatnya merupakan diskursus yang bersifat historis. Ia bukan sebuah kewajiban yang mengikat bagi setiap muslim. Khilafah dalam arti sistem politik merupakan sebuah paradigma yang hadir dalam konteks masyarakat tertentu, yang pada akhirnya mengalami pemberontakan dari dalam sendiri. Sebab, dalam kurun waktu yang panjang, sejak dinasti Muawiyah, Abbasiyah, sampai Utsmaniyah, umat Islam berada dalam kekecewaan yang bersifat masif. Sistem khilafah pada saat ini bukan tanpa masalah. Konflik internal antara kelompok Sunni dan Syiah, serta perebutan kekuasaan di antara kelompok, merupakan sebuah sejarah yang juga patut diperhatikan.

Begitu halnya bila merujuk pada sistem khilafah yang dipraktekkan oleh para sahabat Nabi. Sebenarnya sistem khilafah pada zaman itu tidak bisa disebut sebagai sistem khalifah sebagaimana dipahami oleh HTI, karena kekuasaan Islam sangat terbatas. Sistem khilafah pada saat ini merupakan sebuah sistem yang bersifat darurat, yang didasari keinginan bersama untuk melanjutkan misi dakwah Rasulullah SAW. Karena itu, mereka memilih pemimpin di antara mereka bukan berdasarkan wasiat dan mandat dari Rasulullah SAW, melainkan berdasarkan realitas dan kapasitas kepemimpinan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sistem yang dianut oleh para pemimpin pasca-Nabi merupakan sebuah sistem yang dibangun di antara kemufakatan dan kebersamaan.

Lalu apa masalah sistem khilafah? Pada mulanya sistem tersebut lebih menyerupai sistem yang dianut dalam demokrasi, yaitu kepemimpinan yang dipilih oleh suara mayoritas dengan tanggung jawab penuh terhadap publik. Tapi pada saat Muawiyah hendak mengambil alih kekuasaan, wacana khilafah mengalami pergeseran makna sebagai kekuasaan Tuhan (hâkimiyatullâh). Khalifah tidak lagi menjadi sebuah konsep kepemimpinan yang berlaku umum, yang dibangun di atas fondasi kehendak untuk membangun kebersamaan dengan menggunakan mekanisme demokrasi.

Sejak saat itu, kepemimpinan yang pada mulanya sebagai sebuah sistem yang dipilih dan dikelola secara demokratis menjadi sebuah sistem yang menganut ideologi kedaulatan Tuhan. Wacana inilah yang dianut sepenuhnya oleh HTI. Ismail Yusanto menyatakan bahwa HTI menolak demokrasi karena menganut paham kedaulatan rakyat. Sedangkan HTI menganut paham sebaliknya, yang menurut mereka lebih sakral, yaitu kedaulatan Tuhan. Tidak hanya HTI, sejumlah kelompok radikal juga mengibarkan bendera kedaulatan Tuhan.

Dalam hal ini harus diakui letak kerentanan dan kerawanan pandangan mereka. Sebab, pandangan tersebut mempunyai sejumlah kelemahan, baik dari segi teologis, historis, maupun konteks sosial-politik. Pertama, secara teologis gagasan tersebut tidak mempunyai dasar yang kuat, karena pada dasarnya setiap manusia diberi akal budi untuk menentukan masalah mereka. Dalam teologi Asy'ariyah, misalnya, Tuhan mempunyai kedaulatan, tapi manusia juga mempunyai hak untuk memilih dan menentukan. Teologi ini dikenal sebagai "teologi moderat". Sedangkan teologi kedaulatan sesungguhnya dianut oleh kalangan fatalistik (al-jabariyyah), yang dalam ensiklopedi teologi kontemporer sudah mengalami kebangkrutan. Teologi fatalistik, yang mengakui kedaulatan Tuhan, tidak mendapatkan respons positif, kecuali oleh negara-negara yang otoriter. Sebab, mengacu pada "teologi kiri" yang dikumandangkan oleh Hassan Hanafi, kedaulatan Tuhan pada hakikatnya digunakan oleh para penguasa dan ulama untuk memantapkan otoritarianisme.

Kedua, secara historis kedaulatan Tuhan mempunyai makna yang tidak tunggal. Artinya, kedaulatan Tuhan bukanlah berarti bahwa hanya Islam yang diperkenankan dan wajib ada di muka bumi, agama-agama lain juga bisa berkembang dengan pesat. Bukan hanya itu, secara sosiologis agama-agama lain barangkali bisa lebih produktif dan emansipatoris daripada agama Islam. Karena itu, kedaulatan Tuhan yang dimaksud sebenarnya bukan "kedaulatan Islam" sebagaimana dipahami oleh para penggiat politik Islam. Kedaulatan Tuhan adalah kedaulatan agama-agama.

Pandangan ini pada hakikatnya bukanlah sesuatu yang baru, karena di dalam Al-Quran sendiri disebutkan bahwa kedaulatan Tuhan merupakan sesuatu yang bersifat historis. Artinya, Tuhan memberikan mandat kepada setiap agama untuk menegakkan hukum dan ajaran moral mereka (QS Al-Maidah [5]: 43-48). Tapi kedaulatan Tuhan yang dimaksud bukan untuk memonopoli kebenaran, melainkan justru membagi kebenaran kepada setiap agama untuk menerapkan ajaran-ajaran yang digariskan Tuhan dalam setiap agama.

Dalam hal ini, paradigma kedaulatan Tuhan sebagaimana dipahami oleh HTI mengalami reduksi dan pembajakan, yang secara literal sangat jauh dari substansi Al-Quran di atas. Dalam pelbagai seminar, penulis menemukan mereka berdakwah tentang ayat anjuran penegakan hukum Tuhan. Ayat tersebut sering kali dipahami secara sepotong-potong. Padahal, kalau dibaca lengkap dan seksama, ayat tersebut berisi tentang kebebasan dan tanggung jawab bagi setiap agama untuk menegakkan ajarannya masing-masing tanpa ada ancaman dan tekanan. Untuk setiap agama yang tidak menegakkan hukumnya, akan ada sanksi tersendiri bagi mereka menurut ajaran yang dianut oleh masing-masing agama, terutama Yahudi, Kristen, dan Islam. Bahkan, tidak sedikit ditemukan kesamaan antara ajaran Islam dan ajaran agama-agama yang lain.

Karena itu, substansi ayat di atas sebenarnya pengakuan atas pluralitas agama-agama dan pluralitas kebenaran yang dibawa agama-agama. Tuhan Maha Esa, tapi jalan menuju Tuhan amat beragam. Ibnu Rusyd bertutur dalam Fashl al-Maqâl fî Taqrîr mâ bayn al-Hikmah wa al-Syarî'ah min al-Ittishâl, "Kebenaran adalah tunggal, tapi jalan menuju kebenaran adalah plural."

Ketiga, dalam konteks keindonesiaan, paham khilafah yang menganut kedaulatan harus diakui sangat bertolak belakang dengan pijakan bersama bangsa ini, yaitu Pancasila, terutama soal Islamisasi negara. Pandangan ini merupakan ancaman yang cukup serius, yang pada saat bersamaan mempunyai sejarah tersendiri. Dulu mereka menggunakan istilah Piagam Jakarta. Kini mereka menggunakan istilah yang lebih desentralistis, yaitu peraturan daerah yang bermuatan syariat.

Dalam hal ini, pandangan mereka harus diakui bertolak belakang dengan suara mayoritas, terutama dalam ranah sosial-politik dan kultural keagamaan. Secara politik sudah bisa dipastikan bahwa partai politik yang mendapat paling banyak suara adalah partai-partai yang beraliran nasionalis-sekuler. Sedangkan dalam konteks kultural keagamaan, ormas terbesar yaitu NU dan Muhammadiyah secara nyata menolak upaya Islamisasi negara. Keduanya konsisten memilih Pancasila dan menjadikan syariat sebagai sesuatu yang niscaya dalam konteks pemberdayaan umat dan kesalehan sosial tanpa harus melakukan intervensi dalam politik praktis.

Karena itu, beberapa alasan di atas hendak menegaskan bahwa sistem khilafah merupakan sistem yang diyakini hanya oleh minoritas umat Islam, baik di dunia maupun di Indonesia. Pandangan tersebut harus diakui akan mengalami kebangkrutan karena sesungguhnya hanya merupakan mistifikasi atas masa lalu dan respons sesaat atas masalah kekinian.

Barangkali, bagi mereka yang tidak mengenal dengan baik esensi teologi, lanskap historis, dan konteks sosial masyarakat, diskursus sistem khilafah akan memberikan harapan untuk terwujudnya perubahan. Tapi, bagi mereka yang mengenal dengan baik khazanah keagamaan, diskursus khilafah hanya merupakan fenomena kegagapan atas modernitas.

Kendatipun demikian, kita harus menghargai setiap gagasan yang dilontarkan ke publik sejauh menggunakan cara-cara yang demokratis dan jauh dari kekerasan. Ini salah satu keistimewaan HTI yang dalam diseminasi gagasannya jauh dari kekerasan. Tapi sebagai sebuah gagasan yang sudah pernah tumbuh dan melalui masa-masa sulit, sistem khilafah harus diperhatikan dengan seksama, terutama bilamana gagasan tentang "kedaulatan Tuhan" digunakan untuk tujuan kekerasan. Sebab, dalam sejarah, mereka yang menganut paham "kedaulatan Tuhan" kerap kali menggunakan kekerasan, seperti Khawarij yang telah menetaskan darah dengan atas nama agama. Di sini, tidak ada jalan lain kecuali belajar memahami sejarah dan khazanah Islam dengan baik.

Memahami Gagasan Hizbut Tahrir

Memahami Gagasan Hizbut Tahrir

Dimuat di Media Indonesia, Jum’at 31 Agustus 2007, Rubrik Opini hal 16

Tanggapan Untuk M Hasibullah Satrawi

Oleh : Farid Wadjdi
Direktur Forum On Islamic World Studies (FIWS) Jakarta

Menarik membaca tulisan M Hasibullah Satrawi pada Media Indonesia (24 Agustus 2007) tentang Hizbut Tahrir (HT). Lepas dari pro kontra tentang kelompok ini, harus diakui kelompok ini berhasil mengusung ide Khilafah menjadi pembicaraan publik di berbagai kalangan, terutama pra dan pasca konferensi Khilafah Internasional di Jakarta.

Di Indonesia sendiri, ide Khilafah, bukanlah gagasan baru. Untuk merespon keruntuhan Khilafah terakhir pada Maret 1924, sebuah komite Khilafah didirikan di Surabaya pada 4 Oktober 1924 dengan ketua Wondosudirdjo (Sarikat Islam ) dan wakil ketua K.H.A. Wahab Hasbullah , tujuanya untuk membahas undangan kongres kekhilafahan di Kairo. K.H.A Wahab Hasbullah merupakan wakil dari kalangan tradisional yang kemudian membentuk Komite Merembuk Hijaz . Komite ini kemudian diubah menjadi Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926. (lihat Deliar Noer , Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942)

Kehirauan terhadap keruntuhan Khilafah ini juga tercermin dari pandangan tokoh terkemuka Indonesia seperti HOS Cokroaminoto yang menyatakan bahwa Khilafah bukanlah semata-mata untuk umat Islam di jazirah Arab, tapi juga bagi umat Islam di Indonesia, khilafah adalah milik umat Islam sedunia. Bahkan pahlawan nasional ini menganalogikan umat Islam laksana suatu tubuh, karenanya bila umat Islam tidak memiliki Kholifah maka “ seolah-olah badan tidak berkepala” ( Hindia Baroe, 15 Januari 1926).

Setelah lama tidak lagi menjadi isu pergerakan umat Islam Indonesia, Hizbut Tahrir, cukup berhasil mengangkat kembali gagasan Khilafah, yang menurutnya merupakan solusi bagi berbagai persoalan di dunia Islam termasuk Indonsia. Tentu saja kita boleh tidak setuju terhadap ide atau gagasan ini, namun adalah tidak obyektif kalau kita tidak memberikan lahan bagi perdebatan terbuka tentang gagasan ini.

Dengan gampang menuduh kelompok ini membahayakan NKRI, kemudian memprovokasi pelarangannya, justru akan menutup upaya dialog ini. Dan pengalaman di berbagai negara sikap represif terhadap Hizbut Tahrir, tidak pernah kemudian membuat gerakan ini mati, malah meningkatkan militansi mereka. Dan harus renungkan tindakan pelarangan dan yang kemudian disertai dengan tindakan represif sering kali menjadikan rakyat Indonesia sendiri menjadi korban. Seperti halnya tindakan pemerintah orde Baru terhadap aktivis Islam yang menimbulkan banyak pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam diskursus tentang Hizbut Tahrir selama ini, seperti yang ditulis oleh M Hasibullah, hal yang sering dipertanyakan dari gagasan HT adalah Khilafah yang mana yang hendak didirikan. Pertanyaan yang sama juga biasa dilontarkan terhadap upaya penerapan syariah Islam, syariah Islam seperti apa yang diinginkan. Pertanyaan ini biasanya muncul dari realita terdapatnya perbedaan pendapat bahkan di kalangan ulama sendiri dalam beberapa hal tentang Khilafah dan Syariah. Adanya perbedan ini kemudian menimbulkan pesimisme bahwa ide Khilafah dan syariah bisa diwujudkan.

Berkaitan dengan konsepsi Khilafah, adanya realita perbedaan tentang bagaimana prosedur pengangkatan Kholifah, bukan saja pernah ditanyakan oleh M.Hisbullah Satrawi, tapi tapi juga menjadi dasar penolakan terhadap negara Islam oleh Munawir Sjadzali dalam bukunya Islam dan Tata Negara.

Jawaban terhadap pertanyaan ini bisa dilihat dalam buku Nidhomul Hukmi fi Al Islam (Sistem Pemerintahan Islam) yang ditulis oleh Syekh Abdul Qadim Zallum Amir Hizbut Tahrir setelah syekh Taqiyuddin an Nabhani. Dalam buku ini dijelaskan adanya thoriqoh (metode) baku yang jelas dari prosedural pengangkatan Kholifah adalah ba’iat dengan ridho (kerelaan) dan kebebasan memilih kaum muslimin. Semua al Khulafa’ur ar Rosyidin (Abu Bakar ra, Umar bin Khothtob ra, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Tholib ra), sah karena adanya bai’at dari rakyat atau yang mencerminkan representasi masyarakat.

Adapun yang berbeda adalah dalam masalah teknis (uslub) untuk mencalonkan Kholifah berupa prosedur praktis untuk menyempurnakan pengangkatan Kholifah sebelum di ba’iat. . Bukan dalam masalah metode (thoriqoh) bai’at-nya. Teknis yang pertama, adalah model pencalonan Abu Bakar. Kholifah yang pertama ini di bai’at sebagai setelah terjadi musyawarah di kalangan tokoh-tokoh terkemuka di Madinah di Saqifah Bani Saidah. Sebelumnya tokoh-tokoh terkemuka tersebut mencalonkan Saad, Abu Ubaidah, Umar dan Abu Bakar.

Teknis yang kedua, model pencalonan Umar Bin Khoththob oleh Abu Bakar ra saat dia dalam keadaan sakit. Sebelumnya Abu Bakar ra meminta pendapat kaum muslim siapa yang layak menjadi Kholifah. Teknis yang ketiga, model pencalonan Utsman ra, setelah diajukan enam calon yang dipimpin Suhaib. Setelah Umar bin Khothtoh ra wafat keenam calon ini berdiskusi dan terpilihlah dua calon yakni Ali dan Ustman. Abdurrahman bin Auf yang menjadi panitia pemilihan kemudian mencari tahu pendapat masyarakat pada waktu itu yang mengkerucut pada Ustman bin Affan. Status hukum dari teknis (uslub) ini adalah ibahah, artinya boleh dipilih salah satu. Yang terpenting Kholifah baru sah setelah dibai’at oleh rakyat atau yang mencerminkan representasi masyarakat lewat pilihan yang ridho (tidak dipaksa).

Adanya perbedaan dalam sistem politik atau pemerintahan adalah wajar. Seperti dalam demokrasi misalnya, ada perbedaan apakah presiden dipilih langsung oleh rakyat atau parlemen. Sistem kabinetnya presidensiil atau parlementer. Namun perbedaan ini tidak menjadi dasar untuk menyatakan tidak ada sistem politik yang jelas dari sistem demokrasi. Sama halnya dengan sistem Khilafah Islam, adanya perbedaan dari sisi teknis pencalonan Kholifah , tidak bisa dijadikan alasan untuk menyatakan sistem Khilafah tidak jelas.

Islam dan Demokrasi

Hubungan Islam dan demokrasi, diskursus diantara dua konsep itu , bukanlah perkara baru dalam sejarah pemikiran Islam. Pasca keruntuhan Khilafah Islam pada 1924, dunia Islam memang mengalami serbuan pemikiran Barat. Umat Islam mau tidak mau harus berdiskusi panjang dalam menentukan sikap terhadap pemikiran Barat seperti demokrasi, HAM, pluralisme maupun sekulerisme.

Menurut Riza Sihbudi (Jurnal Ilmu Politik no 12 ), dengan mengutip pendapat Esposito dan Piscatori menyebut ada tiga aliran dalam menjawab hubungan Islam dan demokrasi. Aliran pertama, menerima secara penuh bahwa demokrasi identik dengan Islam antara lain pendapat Muhammad Assad, Jamaluddin al Afghani, dan Muhammad Abduh. Kedua, adalah pendapat yang menyetujui adanya prinsip demokrasi dalam Islam,tetapi di pihak lain mengakui adanya perbedaan di antara keduanya seperti yang digagas oleh Maududi.

Aliran ketiga adalah yang menolak secara menyeluruh gagasan bahwa Islam sama dengan demokrasi. Aliran ini antara lain diusung oleh Syaikh Fadlallah Nuri dari Iran tahun 1905-1911 dengan Gerakan Konstitusionalnya. Pendapat yang sama muncul dari Sayyid Qutrb, tokoh Ikhwanul Muslimun. Pada tahun 1982, Syaikh Muhammad Mutawawali seorang tokoh terkemuka Mesir pernah mengatakan Islam tidak bisa dipadukan dengan demokrasi.

Artinya, pendapat yang menolak demokrasi sesungguhnya bukan hanya pendapat Hizbut Tahrir. Yang mungkin kurang dipahami oleh banyak pihak adalah ketika Hizbut Tahrir membedakan antara as-siyadah (kedaulatan) dan as-sulthon (kekuasaan). Dalam berbagai referensi langsung buku HT disebutkan as-siyadah (kedaulatan) dalam pengertian sumber hukum (source of law) ada ditangan syaari’ (Allah swt). Inilah, menurut Hizbut Tahrir, yang paling mendasar membedakan antara Islam dan demokrasi. Karena dalam demokrasi kedaulatan itu ada ditangan rakyat sehingga penilaian baik dan buruk diserahkan kepada rakyat. Namun Hizbut Tahrir menyatakan kekuasaan itu ada ditangan rakyat dalam pengertian source of power (sumber kekuasaan). Dalam konteks ini rakyatlah yang memiliki hak untuk memilih kepala negara (kholifah), rakyat juga berhak mengkoreksi penguasa yang menyimpang, atau menurunkannya kalau bertentangan dengan syariah Islam.

Yang juga sering disalah pahami dari gagasan Hizbut Tahrir adalah menyamakan kedaulatan di tangan syara’ dengan teokrasi yang pernah berkembang di Eropa. Menyamakan kedaulatan di tangan Allah Swt dengan teokrasi ini menimbulkan bias. Seakan-akan Kholifah bisa bertindak represif, otoriter, seperti yang pernah terjadi di Eropa pada era teokrasi.

Dalam kitabnya Ajhizatu Daulatil Khilafah, Hizbut Tahrir menjelaskan bahwa sistem Khilafah tidak sama dengan teokrasi dimana raja menganggap dirinya wakil Tuhan dimuka bumi, sehingga raja tidak boleh dikritik. Negara Khilafah adalah negara manusiawi bukan teokrasi. Karena itu Kholifah bukan orang-orang yang tidak bisa berbuat salah (ma’shum) .

Perintah Kholifah tidaklah identik dengan perintah Allah SWT. Perintah Kholifah baru dianggap dan wajib ditaati kalau merujuk kepada A Qur’an dan As Sunnah. Dalam konteks ini Kholifah bisa saja keliru dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah atau mungkin saja menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah . Karena itu dalam Islam, mengkoreksi penguasa (muhasabah lil hukkam) bukan saja hak rakyat, tapi merupakan kewajiban rakyat. Kholifah juga tidak memiliki keistimewan tertentu di depan hukum sebagaimana raja.

Melihat pandangan diatas, wajar kalau terjadi perbedaan antara pandangan Hizbut Tahrir dengan M. Hasibullah yang menyakini bahwa nilai-nilai demokrasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Khilafah. Karena Hizbut Tahrir melihat perbedaan ini dari hal yang sangat mendasar yakni kedaulatan (source of law). Demokrasi menyerahkan kedaulatan di tangan rakyat sementara Khilafah kedaulatan ditangan syara’.

Sumber: http://www.mediaindonesia.com/cetak

COCOK KAH KHILAFAH DITERAPKAN DI INDONESIA ?

Prof. Dr. Hassan Ko Nakata
(Sekolah Teologi, Universitas Doshisha, Jepang)

Pendahuluan
Tujuan dari presentasi saya kali ini adalah untuk menunjukan, bahwa pesan penting dan mendasar dari Hizbut Tahrir merupakan sesuatu yang mudah dipahami, bahkan bagi kaum non-Muslim di dunia Barat, jika pesan ini disampaikan dengan cara yang memadai dan menggunakan metode penyampaian yang menarik.
Karena saat ini saya hidup di negeri non-Islam dan tugas saya adalah untuk menyampaikan (pesan) Islam kepada masyarakat yang tidak mengenal Islam, adalah sangat jelas bagi saya bahwa cara menyampaikan Islam kepada kalangan non-Muslim seharusnya berbeda dengan cara penyampaian Islam kepada sesama Muslim. Rasullah SAW bersabda:
«خَاطِبُوْا النَّاسَ عَلَى قَدْرِ عُقُوْلِهِمْ»
Serulah manusia itu sesuai dengan kadar intelektualis mereka.

1. Posisi Hizbut Tahrir di Tengah Umat Islam
Hizbut Tahrir adalah salah satu gerakan politik dari kelompok-kelompok Islam yang tergabung dalam Islahi-Salafi-Sunni. Ajaran Islam itu sendiri mempunyai beberapa level. Level paling rendah, secara umum dapat dipahami oleh seluruh kaum Muslim. Namun level tertinggi merupakan segmentasi khusus yang hanya diajarkan oleh Hizbut Tahrir.
Sebagai gerakan Sunni, Hizbut Tahrir percaya bahwa kepemimpinan politik tidak didasarkan pada penunjukan yang ditetapkan di dalam wahyu (petunjuk langsung dari Allah) yang diterima oleh seorang Imam ma‘sum yang suci. Tetapi berdasarkan pemilihan umat Islam itu sendiri.
Sebagai gerakan Sunni-Salafi, gerakan ini mengacu pada pemaknaan secara tekstual (secara langsung) dari ayat-ayat al-Quran dan Hadith tanpa mengacu pada mazhab-mazhab Sunni yang telah terlebih dahulu ada (seperti Hanafi, Maliki, Syafi‘i dan Hambali).
Sebagai gerakan Sunni-Salafi-Islahi, gerakan ini menolak segala bentuk gagasan sosial-politik yang berasal dari luar Islam—tetapi, murni sebagaimana yang diajarkan oleh para Salaf Salih (para generasi shalih terdahulu)—baik nilai-nilai tradisional dari masa pra-Islam yang bertentangan dengan Islam, maupun konsep modern dari Barat, sebagai dasar ideologis dari perubahan.
Aspek Sunni dari gerakan ini bisa dipahami bersama oleh seluruh kaum Muslim Sunni, kecuali oleh Muslim Syiah. Aspek Salafi dari gerakan ini diikuti oleh seluruh Muslim Salafi, namun tidak oleh Muslim yang mengikuti mazhab atau Muslim “tradisional”. Aspek Salafi dan Islahi dari gerakan ini dilakukan secara simulkan oleh seluruh gerakan Salafi Islahi, namun tidak oleh kalangan non-politis dan pro-status quo dari golongan Muslim Salafi.
Di atas 4 level (Islami, Sunni, Salafi, Islahi) ini ada satu seruan khas yang melekat pada Hizbut Tahrir, yaitu seruan Tahriri (kelompok pembebasan), yang menjadi level tertinggi di antara berbagai level sebelumnya. Level seruan Tahriri (kelompok pembebasan) ini merupakan inti dari doktrin Khilafah.
Setiap level dibangun berdasarkan level yang ada di bawahnya. Contoh, menjadi seorang Sunni, mengharuskan seseorang menjadi Muslim; menjadi seorang Salafi mengharuskan seseorang untuk menjadi Sunni; menjadi seorang Islahi, seseorang perlu menjadi seorang Salafi; dan menjadi seorang Tahriri, mengharuskan seseorang menjadi Islahi terlebih dahulu.
Maka satu hal yang sangat sulit bagi Muslim Syiah untuk menerima ideologi Hizbut Tahrir secara menyeluruh, ataupun menjadi bagian dari gerakan ini tanpa meninggalkan ajaran Syiah-nya. Mereka harus terlebih dahulu menerima ajaran Sunni, lalu ajaran Salafi, kemudian ajaranan Islahi, dan terakhir adalah ajaran Tahriri.
Namun demikian, doktrin Khilafah—pemahaman yang melekat erat pada pandangan Hizbut Tahrir dan merupakan inti dari pandangan ini—tidak diperuntukan terbatas hanya pada kaum Islahi saja—namun juga untuk mereka yang ada pada level yang lain.

2. Konsep Khilafah Hizbut Tahrir
Berikut ini saya rangkumkan konsep Khilafah (negara penerus Rasulullah) Hizbut Tahrir, yaitu:
(1)Khilafah adalah satu-satunya sistem politik Islam yang sah.
(2)Khilafah adalah pemerintahan berdasarkan pada hukum Syari’ah (Islam) dan dijalankan melalui kepemimpinan yang dipilih oleh umat Islam.
(3)Hanya ada satu Khilafah yang berdiri di seluruh dunia.
(4)Menegakkan Khilafah adalah kewajiban seluruh umat Islam.
(5)Cara untuk menegakkan Khilafah adalah dengan memberikan pemahaman tentang konsep ini kepada mereka yang berkuasa, dan memberikan kewenangan kepadanya untuk menjalankan hukum Syari’ah, ketika seluruh wilayah Muslim telah berubah menjadi Dar al-Harb dan seluruh peninggalan kekhilafan telah sirna.
Menurut pendapat saya, konsep ini bisa dipahami bersama, bahkan oleh seluruh lapisan Muslim Sunni Tradisional, sebab konsep Khilafah Hizbut Tahrir tidak bertentangan dengan konsep Khilafah dari mazhab-mazhab Sunni—hanya saja, doktrin Sunni tidak secara eksplisit, atau hanya secara implisit saja mengemukakan sistem ini.

3. Nilai Universal Konsep Khilafah
Sebagaimana telah saya utarakan sebelumnya, bahwa konsep Hizbut Tahrir memiliki 5 level, yaitu: (1) Islam, (2) Sunni, (3) Salafi, (4) Islahi, (5) Tahriri. Namun kenyataannya, konsep ini memiliki level lain, yang dapat kita kenali dengan sebutan “Risalah Ibrahim” dan “Risalah Nuh”.
Risalah Ibrahim adalah ajaran yang dianut oleh kaum Yahudi, kaum Nasrani, dan umat Islam. Risalah Nuh adalah pemahanan yang dianut oleh seluruh umat manusia di dunia ini yang percaya kepada nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, kebebasan dan kebenaran.
Dewasa ini, Hizbut Tahrir mendapat sorotan tajam di dunia Barat karena perjuangannya untuk menegakan Khilafah. Karena propaganda anti-Islam yang menggambarkan perjuangan Hizbut Tahrir ini sebagai bentuk dari terorisme global yang sangat mengacam dunia Barat, maka persaingan antara dunia Barat dan Hizbut Tahrir menjadi tak terelakan.
Walaupun demikian, prinsip dari konsep Hizbut Tahrir, dalam hal ini adalah konsep Khilafah, berkaitan dengan Risalah Ibrahim dan Risalah Nuh. Karenanya, konsep ini sebenarnya dapat diterima, bukan hanya oleh kalangan umat Islam, namun juga oleh kalangan Kristen. Bahkan oleh mereka yang Sekuler sekalipun, selama penyampaian konsep ini dibahasakan dengan cara yang mudah dimengerti oleh mereka.
Dalam hal ini, mereka yang “menerima” konsep Khilafah Hizbut Tahrir tidak serta merta membuat mereka wajib berkomitmen secara penuh ataupun menyetujui seluruh argumentasi syariah Hizbut Tahrir —yang berdasar pada al-Quran dan Hadits— untuk memperjuangkan Khilafah. Karena argumentasi syariah hanya berlaku untuk umat Islam dan tidak kepada mereka yang menganut Islam Syiah —mereka memiliki Hadits dan usul fiqih yang lain. Karena itu, argumentasi syariah Hizbut Tahrir untuk menegakkan Khilafah, sepatutnya hanyalah ditujukan kepada Muslim Sunni.
Lebih lanjut, pendapat saya, bahwa “Konsep Hizbut Tahrir bisa diterima oleh semua manusia termasuk di dalamnya kaum Sekuler” berarti bahwa pemerintahan yang menganut sistem Khilafah adalah pemerintahan yang masuk akal, dapat digambarkan dan diterima bahkan oleh kalangan Sekuler yang hidup di dalam wilayah hukum ini (karena mereka hampir tidak akan menemui kesulitan).
Mereka bisa memilih sikap pasif terhadap Islam—dalam hal ini adalah tidak perlu berkomitmen pada konsep yang mendasari dan menjadi tujuan pendirian Khilafah itu sendiri.

4. Keduniaan Khilafah
Dalam konteks ini, saya mencoba untuk menjelaskan sistem pemerintahan Khilafah tidak menggunakan sistem pengetahuan tradisional Islam, yaitu Syariah, namun menggunakan istilah dalam ilmu politik dunia Barat.
Pertama, Khilafah adalah suatu sistem pemerintahan “bersifat keduniaan” yang aturannya berdasarkan pada hukum, bukan teokrasi atau “pemerintahan bersifat ketuhanan”. Ini tentu berbeda dengan pemahaman kaum Syiah tentang imamah atau pemerintahan Imam ma‘sum yang bersifat teokratik.
Imam ma’sum dalam konteks ini dapat bertindak dan memerintah berdasarkan bimbingan langsung dari Allah. Keputusan yang diambil oleh imam hanya dia saja yang bisa memahami. Sedangkan bagi umat Islam yang lain, mereka hanya bisa menerima dan dilarang membantah, sebagaimana Nabi Muhammad memerintah pada masanya.
Berbeda dengan konsep Imamah Syiah, Khilafah kaum Sunni adalah sistem pemerintahan yang “membumi” atau “bersifat keduniaan”, bukan “bersifat teokratik”, karena sistem pemerintahannya berdasarkan hukum, dan tak ada ruang sekecil apapun bagi hal-hal mistik atau pengambilan keputusan secara irrasional oleh seorang pemimpin yang memerintah berdasarkan wahyu atau petunjuk Tuhan secara langsung.
Sangat menyesatkan, bila tidak bisa dikatakan menyimpang, untuk menyebut “Hukum Islam” sebagai sebuah pemerintahan teokratik yang dibangun berdasarkan petunjuk langsung dari Tuhan. Bagaimanapun juga Hukum Islam adalah suatu sistem peraturan, sama dengan sistem hukum Inggris. Maka, baik hukum Islam maupun sistem hukum Inggris bukanlah sistem yang misterius, melainkan sistem yang sangat rasional. Dalam pengertian, bahwa dalam menjalankan keduanya tidak ada hubungannya dengan petunjuk langsung dari Tuhan. Maka, yang diperlukan adalah untuk memahaminya secara logis berdasarkan proses penalaran hukum (legal reasoning) secara professional, bukan hanya berdasarkan keimanan semata.
Dalam konteks sumber hukum, fakta bahwa sumber hukum Islam adalah wahyu Allah itu tidak serta merta menjadikan sistem politik dan hukum Islam menjadi sistem pemerintahan berdasarkan wahyu atau ilham (pentunjuk langsung dari Tuhan), ataupun sebaliknya. Yang menganggap bahwa sumber seluruh hukum ini berhubungan dengan mitos pendirian suatu bangsa, yang selanjutnya dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang suci dan irrasional, baik dalam sistem hukumnya dianggap berdasarkan pada suatu agama ataupun bukan (Sekuler).

5. Sistem Pemerintahan Islam
Sistem hukum Islam sendiri bersifat dualistik, terdiri atas hukum publik—setiap orang harus mematuhi—dan hukum komunal—memberikan otonomi pada masyarakat yang berbasis agama untuk mengatur cara hidupnya berdasarkan pada hukum yang berlaku di dalam agamanya. Ini sekaligus menunjukan, bahwa hukum Islam juga mengakomodasi pluralitas atau keragaman masyarakat.
Lebih lanjut, Khilafah adalah sistem pemerintahan keduniaan membumi yang menjamin perlindungan seluruh masyarakat berdasarkan hukum publik Islam dan memberikan kebebasan kepada komunitas berbasis agama di bidang keagamaan. Bukan hanya dalam ritus keagamaan, namun juga dalam hal-hal yang menyangkut hukum keluarga, cara berpakaian dan sebagainya.
Fakta menunjukan, Khilafah merupakan konsep yang membumi karena konsep ini dipengaruhi oleh karakter dari misi keIslaman itu sendiri. Misi Islam ini berlipat ganda dalam (1) menyebarkan sistem pemerintahan Islam atau Khilafah, yang merupakan kewajiban, dan (2) menyebarkan agama Islam, yang merupakan pilihan selanjutnya atau opsional. Ini karena misi keIslaman dibangun dengan tegas, ketika kepatuhan terhadap hukum publik Islam yang disertai dengan pembayaran pajak jizyah ditolak , bukan ketika mereka menolak agama Islam itu sendiri.
Sebagaimana tertulis dalam al-Quran, Allah berfirman:
﴿قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ…. حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ﴾
“Perangilah Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian…sampai mereka membayar Jizyah dengan patuh sedang mereka mereka dalam keadaan tunduk”. (QS. At-Taubah [09]: 29)

Sebagai tambahan, al-Mughirah menuturkan, bahwa dia pernah berkata kepada pasukan Persia dalam peperangan Nahawand:
«أَمَرَنَا نَبِيُّنَا  أَنْ نُقَاتِلَكُمْ حَتَّى تَعْبُدُوْا اللهَ وَحْدَهُ أَوْ تُؤَدُّوا الْجِزْيَةَ»
“Nabi kami Muhammad (SAW) memerintahkan kami untuk memerangimu sampai engkau beriman pada Allah atau membayar pajak (jizyah)”

Adalah sangat jelas, bahwa misi dari agama Islam adalah untuk menegakkan sistem pemerintahan Islam, bukan memaksakan agama Islam ke seluruh dunia.

6. Tanggungjawab Politik dalam Khilafah
Akibat dari karakter yang ada dalam misi keislaman ini, tanggungjawab politik untuk memelihara ketertiban, keamanan dan perdamaian dalam sistem Khilafah tidak dibebankan kepada semua orang—sebagaimana yang digagas dalam kerangka berpikir keliru tentang perwakilan bangsa-bangsa; dalam hal ini, sekedar contoh, sebut saja sistem pemerintahan demokratis—melainkan berada di bawah pengelolaan umat Islam di bawah pimpinan puncaknya, Khalifah, menurut kemampuan mereka masing-masing.
Dengan kata lain, sistem Khilafah, tidak mewajibkan kalangan non-Muslim untuk memberikan komitmen politik kepada Islam—karena mereka tidak mengimaninya—dan mereka hanya diwajibkan mematuhi aturan hukum publik Islam dengan membayar jizyah sebagai warga negara “pasif”. Berbeda dengan kaum Muslim, mereka diwajibkan untuk berpartisipasi dalam perpolitikan Khilafah sebagai warga “aktif” berdasarkan kemampuan mereka karena keimanan mereka kepada Islam.
Maka, kali ini kita dapat mendefinisikan Khilafah sebagai “sistem politik Islam yang tumbuh bersama dalam keragaman masyarakat berbasis agama—berikut dengan masing-masing otonominya di bidang keagamaan—yang direalisasikan di bawah pengelolaan kaum Muslim melalui kepemimpinan Khalifah yang bertanggungjawab untuk menjalankan hukum publik Islam yang bertujuan untuk menjamin ketertiban, keamanan dan kedamaian dalam masyarakat majemuk yang beragam.

7. Darul Islam
Kita menamai wilayah di mana sistem Khilafah berdiri, dengan istilah Darul Islam (Rumah Islam). Karena itu, misi keislaman adalah untuk memperluas Darul Islam ini ke seluruh dunia dengan berbagai cara yang memungkinkan, dengan tujuan untuk mencabut segala aturan buatan manusia yang memperbudak manusia lain. Tujuan dari misi keislaman tentu bukanlah memaksakan agama Islam kepada orang lain, melainkan untuk menegakkan pemerintahan Islam kepada mereka, dengan tetap memberikan mereka kewenangan untuk hidup secara mandiri dalam komunitas mereka sendiri. Dengan kata lain, sistem ini tidak murni “keagamaan”, tetapi sangat “membumi” atau bersifat “keduniaan”.
Karenanya, inilah yang menjadi alasan mengapa sistem ini dapat diterima tidak hanya oleh kaum Muslim, tetapi juga oleh seluruh umat manusia yang berjuang demi keadilan, kemanusiaan, dan kebebasan, sebagaimana yang telah terjadi dalam misi pembebasan Islam di abad ketujuh—ketika masyarakat tertindas di wilayah selatan Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Persia menerima misi pembebasan pasukan Islam tanpa perlawanan yang berarti.
Darul Islam juga terbuka bagi siapa saja; siapa saja boleh hidup di dalamnya, bahkan kalangan non-Muslim sekalipun—tidak perduli ras, tempat lahir, suku dan seterusnya—selama mereka mematuhi hukum publik Islam. Ketika mereka memutuskan untuk hidup di dalamnya, mereka dapat dengan bebas bepergian di dalam wilayah ini tanpa dipungut jizyah.
Allah berfirman:
﴿وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَ يَعْلَمُونَ﴾
Dan jika seorang diantara orang-orang musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempar mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (Q.s. at-Taubah [09]: 6)

Allah adalah sang Maha Pencipta alam semesta. Karenanya, seluruh isi bumi ini adalah milik-Nya, dan Dia telah mengizinkan manusia untuk bepergian dengan bebas di dunia ini. Tidak seorang pun ataupun satu pun institusi yang berhak untuk membatasi bumi ini ataupun mengasingkan seseorang dari sesamanya. Dalam sistem negara-bangsa (nation state) Barat, setiap negara-bangsa dengan terirorialnya adalah penjara besar dan batas negara adalah temboknya yang memenjarakan bangsanya di dalam negara tersebut, serta mencegah bangsa lain untuk masuk ke dalamnya.

8. Khilafah Kebalikan dari Sistem Negara Bangsa (Nation State)
Sekarang semakin jelas, bahwa Khilafah bukanlah kelompok yang terdiri dari berbagai negara-bangsa, namun merupakan satu pemerintahan universal yang bertentangan dengan sistem negara bangsa, dan juga sistem yang membebaskan bangsa-bangsa dari penjara buatan mereka.
Kenyataannya, konsep negara-bangsa Barat tidak hanya bertentangan dengan ajaran Islam, namun juga bertentangan dengan premis dasar agama-agama Ibrahim yang menyatakan, bahwa Tuhan adalah penguasa sekalian alam, dan juga konsep ini bertentangan dengan etika ajaran Nuh tentang kemanusiaan, kesetaraan, keadilan dan kebebasan.
Walaupun demikian, para penguasa dari kalangan Yahudi-Kristen Barat, yang menangguk keuntungan dari sistem negara-bangsa melalui eksploitasi bangsa yang miskin, tetap berkilah dengan berpura-pura melakukan memperjuangkan kesetaraan, perdamaian, kebebasan dan kemanusiaan. Mereka berpaling dari ketidakkonsistenan yang sangat jelas ini. Bahkan sebaliknya, untuk memperkeruh masalah, mereka menuduh dengan tegas pihak-pihak yang ingin membebaskan manusia dari penjara sistem negara-bangsa ini dengan sebutan “teroris global”.
Kemudian, Islam adalah satu-satunya agama terbesar di dunia yang memperjuangkan kemanusiaan dengan menolak sistem negara-bangsa dengan teritorialnya. Karena sistem ini sendiri jelas bertentangan dengan kemanusiaan.
Dalam konteks ini, Islam memperjuangan globalisasi dengan membebaskan manusia dari penjara sistem negara-bangsa. Ini tentu berseberangan dengan konsep “globalisasi” yang menyesatkan, yang melarang pergerakan manusia di perbatasan satu dan lainnya dengan leluasa, serta memaksakan arus modal untuk mengeksploitasi negara yang tertindas demi mendukung kekuatan negara Barat.

9. Keunikan Hizbut Tahrir di Antara Gerakan Islam Kontemporer
Sayangnya, kecuali Hizbut Tahrir, di tengah-tengah umat Islam sendiri tidak ada gerakan international sejati yang menentang secara terang-terangan sistem negara-bangsa (nation state), dan membela kewajiban untuk menegakkan kembali Khilafah sebagai satu-satunya sistem politik Islam yang sah. Jangankan kaum Muslim biasa, para aktivis yang tergabung dalam gerakan Islam itu sendiri kerap tidak peduli dengan perjuangan menegakkan kembali Khilafah beserta peran penting mendasarnya dalam membebaskan manusia. Mereka umumnya melakukan kompromi dengan sistem negara-bangsa (nation state); apakah karena mereka terpengaruh dan disesatkan oleh pemikiran keliru tentang logika politik Barat, atau karena mereka takut akan tekanan penguasa zalim di dalam negeri mereka sendiri—yang sedang mempertahankan statusnya karena kepatuhannya kepada penjaga sistem dari Barat, atau negara adikuasa Barat. Mereka berpikir, bahwa mereka akan memperoleh simpati ataupun pengakuan dari Barat bila mereka melakukannya. Namun, perlu dipahami bahwa semua itu ternyata hanyalah ilusi belaka. Faktanya adalah, mereka akan kehilangan dukungan moral dari para pemeluk sejati agama-agama Ibrahim dan juga kehilangan dukungan dari para pemikir dari ajaran Nuh yang telah memahami karakter eksploitatif, penindas, dan anti kemanusiaan dari sistem negara-bangsa dengan teritorialnya tersebut. Bila hal ini terus berlangsung, mereka tidak hanya akan menghianati tujuan mulia dari pendirian Khilafah, namun juga akan kehilangan dukungan terhadap panggilan universalnya kepada para pemeluk agama sejati serta mereka yang menyadari hal ini.
Karena itu, menurut hemat saya, dalam konteks dunia Islam kontemporer, hanya Hizbut Tahrirlah yang bisa dikatakan sebagai “gerakan politik Islam” yang memperjuangkan terealisasinya Khilafah—yang merupakan panggilan universal; tidak hanya untuk umat Islam, tetapi lebih dari itu. Konsekuensinya, keberhasilan Hizbut Tahrir tentu tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam, tetapi juga untuk seluruh umat manusia. Karena itu, peran dari Hizbut Tahrir manjadi berlipat ganda, yaitu:
(1)Mencerahkan umat Islam (khhususnya, Ahlussunnah) akan kewajiban mereka dalam mendirikan kembali Khilafah sesuai dengan hukum syari‘ah.
(2)Menjelaskan misi Islam universal dari sistem Khilafah kepada dunia Barat dengan sudut pandang ilmu sosial negara Barat.

10. Peran Hizbut Tahrir di Indonesia
Kecuali Indonesia, kebebasan berekspresi dan beraktivitas politik—berserikat dan berkumpul—di banyak negeri Muslim tidak dijamin oleh negara. Karena itu, Hizbut Tahrir Indonesia memiliki posisi terbaik dalam mewujudkan misi ini. Bahkan, berkat kebebasan ini, Hizbut Tahrir Indonesia telah berhasil mewujudkan berbagai karya intelektual, tidak hanya penerjemaahan teks Arab Hizbut Tahrir, namun juga telah menghasilkan berbagai artikel asli di dalam situs internet dan majalah terbitannya. Lebih lanjut, mereka juga berhasil melakukan peregenerasian anggotanya melalui berbagai kegiatan sosial budaya.
Namun perlu digarisbawahi, karaktek yang sangat mencolok dari Hizbut Tahrir Indonesia adalah keberhasilannya dalam membangun jaringan kerja di antara berbagai organisasi Islam di Indonesia, seperti mendirikan Forum Umat Islam, yang di dalamnya tergabung 31 organisasi yang antara lain, masing-masing sangat berbeda secara idelogis, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta mereka yang ikut menyelenggarakan Konferensi Internasional Khilafah ini.
Jaringan kerja di antara kelompok Muslim yang dikelola oleh Hizbut Tahrir di Indonesia ini adalah sesuatu yang belum terealisir di negeri Muslim lainnya, karena adanya tekanan dari pemerintahan yang anti Islam atau konflik di antara sesama Muslim itu sendiri. Indonesia adalah tempat yang memenuhi persyaratan untuk mendirikan kembali Khilafah, karena negeri ini adalah negeri muslim terbesar di dunia bila dilihat dari segi populasinya. Terdapat harapan bahwa, Hizbut Tahrir Indonesia akan berhasil dalam mendirikan kembali Khilafah atau Darul Islam di kawasan Malayu (Indonesia Raya). Karena selain dari kesamaan ideologi Khilafah, juga terdapat kesamaan bahasa, budaya dan sejarah di Nusantara ini yang merupakan langkah pertama dalam menyatukan umat Islam dan penyebarluasan misi keislaman di seluruh dunia.

Kesimpulan
Khilafah tidak hanya dapat diterima oleh komunitas non-Muslim, namun juga sangat diinginkan oleh mereka yang percaya kepada kesetaraan, keadilan, kebebasan dan kemanusiaan. Karena sistem ini memiliki pemerintahan “membumi” atau “bersifat keduniaan” yang menjamin otonomi komunitas beragama dalam konteks sosial yang sangat beragam. Sistem ini juga berfungsi sebagai sarana pembebasan untuk mengentaskan sistem negara-bangsa yang eksplotitatif yang memenjarakan manusia dalam penjara “negara bangsa”.
Hizbut Tahrir adalah satu-satunya gerakan Islam yang memperjuangkan konsep Khilafah dan menentang secara terang-terangan sistem negara-bangsa. Karena itu, mereka memiliki kewajiban ganda:
(1)Mencerahkan umat Islam (khususnya, Ahlussunnah) akan kewajiban mereka dalam mendirikan kembali Khilafah sesuai dengan hukum syari‘ah.
(2)Menjelaskan misi Islam universal dari sistem Khilafah dalam mempromosikan globalisasi sejati dan perannya sebagai pembebas dari sistem negara-bangsa yang eksplotitatif—yang memenjarakan manusia dalam kerangka negara-bangsa dengan teritorialnya—kepada dunia Barat dengan sudut pandang ilmu sosial Barat.
Terakhir, Indonesia adalah tempat terbaik untuk menjalankan misi Islam ini karena jaminan negara terhadap kebebasan beraktivitas politik. Berserikat dan berkumpul seperti ini tidak ditemukan di negeri Muslim yang lainnya.

Khilafah, Cita-cita atau Utopia?

akhir-akhir ini kampanye khilafah semakin nyaring -entah saya yang ketinggalan berita- tapi sepertinya kampanye ini mulai berjalan kearah yang agak kurang tepat menurut saya, terutama gerakan yang sering didengungkan HTI mulai sedikit mengusik rasa kebangsaan saya, wekekek….

beberapa argumen yang sering di kemukakan oleh HTI dalam hal ini adalah sebuh jargon populer “tegakan syariat dan khilafah” lanjutannya “demokrasi itu kuffar tidak memberikan kesejahteraan“, kemudian “ganti demokrasi dengan khilafah dijamin makmur” dalam bahasan pertama ini saya cm ingin sedikit mengkritisi, saya yakin lebih dari 50% yang menyuarakan slogan itu tidak mengerti apa itu syariat,…. ya … syariat adalah sumber air mengalir yang didatangi manusia atau binatang untuk minum. Perkataan “syara’a fiil maa’i” artinya datang ke sumber air mengalir atau datang pada syari’ah. dan secara istilah berarti peraturan dan syariat islam bisa juga disebut peraturan dalam islam. dan menurut saya syariat itu lebih kepada individu tersebut mau melakukannya atau tidak dan syariat tidak perlu pemaksaan dari sebuah negara atau daulah.

kemudian slogan lanjutannya tentang kesejahteraan rakya, ini yang sanagt menggelitik saya, bagi saya tidak ada hubungannya antara kesejahteraan masyarakat dengan ideologi suatu negara, ya memang berpengaruh tapi tidak banyak, kesejahteraan itu lebih pada sikap kita sebagai individu untuk sejahtera, untuk maju dan untuk berhasil, perlu bukti… ? China bisa eksis dengan komunis, sekarang Venezuela mulai maju dengan sosialisnya, dan USA walupun diguncang krisis masih menjadi bos dengan liberalnya, beberapa negara timteng sukses menjadi negara kaya dengan monarki ansolutnya, sedangkan Thailand, Malayasia, Inggris rakyatnya bisa makmur dengan pemerintahan setengah monarki. Artinya idologi negara tidaklah terlalu berpengaruh, selogan-selogan seperti itulah yang dilontarkan HTI dengan terus menggap bahwa ideologi indonesia sekarang itu kuffar, dan menjanjikan sebuah kesejahteraan dengan khilafah (janji atau mimpi). sekali lagi mimpi tentang kemakmuran itu lebih didasarkan pada usaha dan ikhtiar kita sebagai manusia dan doa kita kepada Allah Yang Maha Kuasa, sama sekali tidak ada hubungannya dengan ideologi atau bentuk negara.

Kaum Muslim di sebuah negara, berkewajiban menjalankan setiap ajaran Islam. Namun demikian, kewajiban itu tak berlaku bagi upaya pendirian pemerintahan Islam. “Ber-Islam dengan sungguh-sungguh tak harus dengan Khilafah Islamiyah. Mengakui dan taat pada pemerintahan yang sah dan berdaulat adalah wajib”.

kita harus sadar apa yang akan terjadi jika khilafah bnar-benar berdiri di Indonesia, silahkan anda renungkan, banyak manfaat atau mudharatnya. HTI dengan frontal menyuarakan khilafah sebagai sebuah solusi utama dunia (Indonesia) untuk makmur, tapi apakah HTI tidak memperhatikan dampak sosial budaya, ekonomi, stabilitas, sistem, waktu, dan segala tetek-bengek lainnya ……???

semua sendi sejarah perjungan kemerdekaan jelas akan runtuh, buku sejarah akan berubah.
ada sekitar 90% penduduk muslim, dengan perbandingan bahwa pengikut NU & Muhammadiyah yang sudah menyatakan final NKRI, itu mencakup 70% sisanya orang yang mengambang, tidakah ini akan menjadi sebuah konflik. dan saya tidak bisa menutup kemungkinan darah akan mengucur (apakah korban itu akan menjadi tumbal ?). konflik pasti terjadi.

secara budaya, hampir semua budaya indonesia tidak terlalu berinfiltrasi dengan ajaran islam secara utuh, istilahnya banyak sampingannya, apakah hal ini akan di basmi seperti gerakan pemurnian ajaran islam oleh wahaby di saudi arabia ?

maka identitas ketimuran akan hilang.secara ekonomi kekuasaan pasar uang di indonesia jelas 90% bisa dibilang tidak islami, apakah akan ada pembredelan sistem makro dan perbankan …? bagaimana denga sistem penglolaan pajak, keuangan tata ekonomi …? saya hampir merasa yakin hal tersebut tak pernah terpikir dalam benak HTI. bagaimana denga sistem perundang-undanga yang telah ada …? mau diganti perundang-undangan islam …? yang seperti apa …..? karena bahkan sampai sekarang para ulama masih “perang” dalam penafsiran suatu hadsit dan ayat Al Quran.

bagaimana UU dibuat ? hukum siapa yang akan dipilih ? mazhab siapa yang akan jadi mazhab resmi Daulah tersebut ? tidakah itu akan menjadi konflik besar, akhirnya semua yang tidak setuju pemerintah di kucilkan, lihatlah dinasti ummayah dan sikapnya terhadap pengikut ali, dan bagimana dinasti Abbasiyah terhadap para keturunan muawiyah ? ini terjadi karena orang2 minoritas berbeda dengan penguasaa.

padahal saat itu belum terlalu banyak aliran dan pemikiran seperti sekarang ini yang berjibun, dari liberal sampai tradisional, tradisional saja macem2 yang liberal versinya masing2, ulamanya beda2, ada syah, sunni, wahabi, salafi, NU , Muhammadiyah, Persis, Persis NU, Persis Muhammadiyah, walaupun padahal mengakunya satu alias paling benar.

konflik tidak mungkin dapat dihindari jika suara ini semakin kencang ,
belum berdiri negara udah konflik dulu, terus kapan majunya ? kapan bergeraknya ? kapan makmurnya ?
contoh nyata yang sebenarnya saya suka sedih sendiri melihatnya, di palesitina perang fattah hamas justru ga akan pernah membuat negeri itu bangkit. sama2 mau berkuasa. (Hammas & Fattah tidak mau bersatu)

dan akan banyak pertanyaan dalam menyusun konsep sebuah negara, apalagi di indonesia, nyusun panitia lomba RT 17an aja pake ribut dulu, apalagi negara.

konsep HTI ?
ketika saya mencoba untuk mencari literatur mengenai seperti apa konsep pemerintahan khilafah versi HTI, apakah seperti abasiyah, umayyah atau fatamiah di mesir atau seperti utsmani ? dan bagaimana cara pemilihan pemimpinnya ? seperti pemilihan Abu Bakar As Sidiq dengan rapat besar, atau Utsman bin Affan dengan penunjukan ? atau mirip turun temurun khas dinasti, tapi saya justru tergelitik ketika melihat sumber pemikiran konsep pemerintahan khilafah menurut HTI di ambil dari Taqiyuddin an Nabhani pendiri Hizbut Tahrir dalam kitabnya Nidhomul hukmi fi al Islam (sistem pemerintah Islam), isinya mirip sistem montesque (trias politika) dicampur demokrasi menurut saya ga ada bedanya dengan sistem yang dianut negara Indonesia sekarang ini yang oleh HTI dianggap sistem pemerintahan barat yang kuffar.

menurut Nidhomul hukmi fi al Islam : Sistem Khilafah membedakan antara kedaulatan (as-siayadah) dan kekuasaan (al sultan). As Siyadah (kedaulatan) memang ditangan syar’i (pembuat hukum , Allah SWT) , namun kekuasaan (al sultan) ditangan rakyat. Sementara berbicara tentang kekuasaan (al Sultan) berarti berbicara tentang siapa yang menjadi sumber kekuasaan (source of legislation) yang berhak untuk memilih dan mengangkat penguasa Khalifah . Dalam sistem khilafah yang berhak memilih dan mengangkat Khalifah adalah rakyat. Karena itu rakyatlah yang berhak memilih Khalifah secara berdasarkan pilihannya dan keridhoannya (ikhtiar wa ridho). Mekanisme penyampaian pendapat bisa secara individu atau lewat wakil rakyat (majelis ummah) yang dipilih langsung oleh rakyat sebagai representasi kelompok-kelompok masyarakat. Anggota majelis ummah ini berhak secara langsung mengajukan kritik, masukan, kepada Khalifah berkaitan dengan kebijakan-kebijakannya yang tidak menguntungkan rakyat. Mekanime ketiga, rakyat yang tidak puas akan kebijakan Khalifah bisa mengajukannya ke Mahkamah Madzholim, pengadilan yang memutuskan perselisihan antara rakyat dan penguasa (khalifah ).

silahkan baca sekali lagi pemerintahan versi khilafah HTI…
sekarang coba bandingkan sistem HTI diatas dengan kondisi indonesia sekarang ?

bebeberapa kekurangan sistem menurut Taqiyudin dalam kitabnya tentu sangat beresiko, salah satunya rakyat tidak punya kedaulatan maupun kekuasaan, ini bisa menyebabkan keputusan dari penguasa dapat didasarkan atas kedaulatan Tuhan dan akan mengakibatkan menjadi dinasti dan berlaku semena-mena.
apa bedanya, palingan cm istilah aja yang beda, ya nyerempet-nyerempet dikit lah,
kalo ga percaya buka sendiri kitabnya atau buka website HTI udah pake bahasa indonesia.

siapakah HTI ?
HTI bermula dari palestina, aslinya partai politik
kenapa di Indonesia ga ikut pemilu ?
urusannya dengan citra, orang indonesia ga bakal suka denga pandanagn politik seperti itu ?
jadi kalo kampanye terbuka ga bakalan laku,

tujuan utama HTI ingin menegakan daulah islamiyah (ga tau kapan)

tujuan sampingan : membangun kembali Daulah Khilafah Islamiyah di muka bumi, sehingga hukum yang diturunkan Allah Swt dapat diberlakukan kembali. (memangnya hukum Allah yang mana yang sudah dilaksanakan dan yang belum serta mana yang sudah diberlakukan dan mana yang dlam status ditunda alais belum diberlakukan ).

karena markas asli di palesitna digempur zionis bidab tak berdab israel maka HT membuka cabang di berbagai negara tapi anehnya kenapa HT ga buka cabang di negara timteng yang notabene arab ? jawabannya sederhana karena sebagain besar negara timteng menganggap HT berbahaya, dan dianggap organisasi terlarang jadi HT buka cabang di negara yang ideologinya justru mereka jelek2an, contohnya di Australia, Bangladesh, Belanda, Denmark, Inggris, Jerman, Prancis, Polandia, Malayasia dan Indonesia. nah lho.,.,,., knp cabang HT justru ada di negara sekuler atau lebih tepatnya tidak berlandaskan Islam secara penuh? tapi pertanyaannya bkn itu, knp HT diterima oleh negara sekuler ? karena hanya negara seperti liberal itulah yang mau menerima HT.

kitab2 yang menjadi dasar HT ada 17 atau mungkin lebih, saya males nulisnya disini, liat aja di buku2 HT atau kl mau lbh ringkas baca website HTI.

apakah HT hanya berorientasi politik kekuasaan ?

hanya Allah yang tahu.,.,

silahkan dikoreksi dan silahkan untuk tidak setuju,

saya bukan orang yang secara mati-matian menolak khilafah, silahkan saja jika anda atau siapa saja termasuk HTI mau mendirikan khilafah, tapi jangan di Indonesia.

Rabu, 29 September 2010

APAKAH NLP ITU?

Apakah NLP itu? Pertanyaan semacam itu sering dialamatkan kepada saya dan ini wajar. Sebab, di kalangan kampus saja masih banyak yang masih awam dengan ilmu yang (di Indonesia) belum berkembang, dan belum banyak orang Indonesia yang secara khusus mempelajari NLP. Namun di kalangan business motivator, para peminat pengembangan diri, ilmu ini sudah mulai banyak dikenal dan digunakan untuk membentuk manusia unggul.

Saya sendiri mengenal istilah ini secara tak sengaja di beberapa buku-buku pengembangan diri. Dan di dalam buku-buku itu pun tidak dibahas secara khusus, hanya beberapa teknik NLP saja yang masih sangat parsial. Buku NLP komprehensif yang memuat teori-teori tentang NLP yang berbahasa Indonesia masih langka, dan mungkin belum ada.

Terdorong rasa ingin tahu apa itu NLP, saya mencoba browsing ke internet. Begitu saya klik NLP ternyata banyak sekali situs-situs NLP. Dari artikel, pengenalan, dan sejumlah training yang ditawarkan di luar negeri. Sepanjang pengetahuan saya, ilmu NLP belum dijadikan satu disiplin ilmu tersendiri setingkat sarjana (S1). Salah satu lembaga pelatihan NLP yang boleh dikatakan komprehensif adalah di tempat saya belajar yakni di Graduate Certificate in NLP, Inspiritive Pty, Sydney Australia. Kebayakan pelatihan yang ditawarkan bersifat parsial dengan waktu yang sangat pendek.

NLP bermula dari sebuah tesis seorang mahasiswa Richard Bandler dengan profesornya John Grinder pada tahun tujuh puluhan. Bandler ingin menjawab sebuah pertanyaan mendasar: mengapa (dalam bidang yang sama) seseorang bisa sukses sementara yang lain tidak? Bandler dan Grinder dengan penelitian yang intens mereka kemudian membuahkan sebuah model perilaku sukses yang bisa ditransfer/ditiru oleh orang-orang yang tidak sukses.

Perilaku seseorang, dalam hal ini adalah perilaku sukses, sangat ditentukan oleh syaraf otaknya (neuro) dalam memogram diri (otak) atau mempersepsikan diri terhadap setiap stimulus dari luar. Dengan bantuan bahasa, otak mampu merumuskan setiap bentuk perilaku sukses. Dengan bahasa pula, otak akan membuat sebuah program perilaku sukses: dari soal sikap positif meniru atau menduplikasi, hingga tindakan nyata. Oleh karenanya disebut Neuro-lingusistic Programming. Contoh, bila Anda menerima stimulus dari luar –cerita seorang sukses misalnya—kemudian Anda tertarik dan otak Anda segera membuat program diri untuk menirunya, dan membuat sejumlah program-program sukses, maka yang demikian disebut neuro-linguistic programming (NLP).

Dengan kata lain, NLP adalah bicara soal bagaiman syaraf otak (neuro) membuat suatu program perilaku tertentu (modelling) yang disebut internal programming dan bagaimana program itu dapat ekspresikan dalam bentuk perilaku yang disebut behavioural success.

Aktifitas otak pada dasarnya adalah aktifitas mencatat, merekam dan mengolah seluruh informasi yang diterima dari lingkungannya melalui panca indra. Kehebatan otak adalah merekam apa saja yang kita dengar, lihat, dan rasakan baik secara sadar atu pun tidak sadar. Otak sadar Anda (maaf) saat ini sedang konsentrasi membaca artikel ini, tetapi tanpa disadari otak Anda (dalam waktu bersamaan) juga mencatat segala peristiwa di sekitar Anda (mungkin deru mobil bila Anda membaca di jalan, mungkin udara dingin bila Anda membaca di ruang ber-AC). Dengan demikian, tak terhingga jumlahnya berapa milyar informasi yang tercatat dan terekam sejak masih orok hingga saat ini di dalam pikiran Anda. Semua rekaman peristiwa itu tersimpan di otak bawah sadar (unconsiuous mind). Semua itu adalah potensi yang tak ternilai harganya.

Kekayaan yang tersimpan dalam otak itu tidak ada manfaatnya kalau sang otak sendiri tidak mau dan mampu membuat sebuah program perilaku sukses. Dasar kerja otak kita adalah menunggu sang pemiliknya (Anda sendiri) untuk membuatkan sebuah program yang menurut Anda dapat tercapai dan cocok (ekologis). Siapa yang menyuruh otak Anda? Tidak lain adalah “intinya” otak yakni otak spiritual (SQ). Maka dalam Islam di kenal dangan kata-kata “semua tergantung niatnya”.

NLP sebenarnya adalah membantu mereka yang menginginkan sebuah paket besar kehidupan yang disebut neurological programm agar apa yang tersimpan di dalam otak (neuro) bisa didayagunakan sedemikian rupa sehingga dirinya berkembang. Di sinilah letaknya, orang sukses dan belum sukses. Orang sukses sudah terbiasa memogram dirinya, sementara orang belum sukses tidak tahu bagaimana caranya. NLP diciptakan untuk membantu mereka yang ingin sukses.

Saat ini penggunaan NLP meluas dibebagai bidang. Diantaranya untuk pengembangan SDM, percepatan pembelajaran, bisnis, komunikasi efektif, dan hipnosis. Beberapa ahli NLP menganggap bahwa hipnis merupakan cara efektif untuk meogram ulang pikiran. Pengalaman menunjukkan mereka para pengguna NLP mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan “apa yang tersimpan di dalam otaknya”.

Salah satu prinsip kerja NLP adalah, pikiran bukan benda mati yang tidak bisa didaur ulang; pikiran adalah sesuatu yang lentur, yang bisa dibentuk menurut pemiliknya. Asalkan, si pemilik setuju untuk itu. Dan hampir semua orang setuju untuk itu. Mana orangnya yang tidak ingin pikirannya sehat, positif dan sukses?

Inti NLP adalah teknik membuang hambatan mental (pikiran), membuang virus-virus negatif pikiran, dan merekayasa ulang pikiran itu agar si pemilik tidak terjebak dalam sistem berpikir yang salah. Orang bilang, jangan sampai kita terjebak dalan suatu jargon salah kaprah. NLP tidak lain, membantu kita untuk membuang salah kaprah menjadi “benar kaprah”. Mengutip pendapat Jennie S.Bev1 dalam situ Pembelajar Com (Posting 24 Oktober, 2005), tentang salah kaprah.

“Keyakinan yang bersumber dari sumber-sumber yang salah kaprah, namun telah membentuk kepribadian seseorang sedemikian dalamnya sehingga re-setting mind sudah merupakan sesuatu yang almost impossible. Sebagai contoh, mind set bahwa seorang istri adalah seorang ‘dependent’ alias ‘yang tergantung’ sudah merupakan konsep yang kadaluwarsa. Ketergantungan emosional (sebagaimana pasangan suami istri dan sahabat karib) bukanlah justifikasi yang benar untuk segala hal”.

Salah kaprah yang demikian seorang manusia yang kebetulan statusnya istri hanya akan samapai pada determinasi sebagai berikut: Manusia => Wanita => Istri => Ibu.
Nasib wanita hanya sampai seorang ibu yang dependent pada suaminya.

Bila pandangan salah kaprah ini dirubah minsetnya, melalui NLP maka hasilnya menjadi lain, nasibnya jauh lebih baik: Manusia => Wanita => Berkarir => Berkarir di PT XYZ => Manager => Punya Uang.

NLP dengan demikian akan banyak bicara bagaimana merubah mind-set yang membelenggu diri seseorang. Pertama melalui pengenalan siapa dirinya, ingin menjadi apa, dan bagaimana memanfaatkan potensinya dan belenggu mental apa yang menghambatnya. Lalu dengan kesadarannya, ia mampu memprogram ulang pikiran yang keliru alias salah kaprah.

MENGUASAI NLP ITU MUDAH & SEMAKIN MEMPERMUDAH HIDUP ANDA

MENGUASAI NLP ITU MUDAH &
SEMAKIN MEMPERMUDAH HIDUP ANDA

Sebelum Anda 'putuskan ikuti Pelatihan NLP Practitioner bersama Sinergy Lintas Batas', silahkan baca dulu informasi penting di website ini, sekarang. Sejalan dengan peningkatan pemahaman Anda mengenai NLP akan mempermudah Anda dalam mengambil keputusan untuk ikuti Licensed Practitioner of NLP. Bersama kami sekarang, NLP menjadi mudah dan mempermudah.

Belajar NLP ™ memberikan kemampuan pada Anda untuk mengubah, mengadopsi, atau menghapuskan perilaku-perilaku sesuai keinginan Anda, dan memberikan kemampuan untuk memilih sendiri kondisi mental, emosional, dan kondisi fisik.

Teknik-teknik NLP ini telah terbukti memberikan hasil, aplikasinya hampir tidak terbatas. Saat ini bahkan sudah diterapkan di berbagai perusahaan kelas dunia (Fortune 500), dunia pemasaran, manajemen, komunikasi, pelatihan, pendidikan, olahraga, ilmu pengobatan, dan pengembangan pribadi.

Saya tidak tahu, apakah Anda pernah mendengar bahwa NLP memungkinkan kita memiliki kendali untuk selalu masuk kondisi puncak (peak performance), seperti yang dimiliki atlit kelas dunia. Miliki tombol pribadi yang dapat diakses kapanpun agar Anda dapat bersemangat tanpa harus hadir terus-menerus di seminar motivasi.

Beberapa dari Anda mungkin belum tahu bahwa NLP juga menjadi kunci rahasia sukses orang ternama seperti George Bush, Michael Gorbachev, Andre Agassi, Lady Diana, dan Nelson Mandela. NLP memungkinkan mereka mengembangkan kepemimpinan yang kuat, kemampuan relate dengan penggemar, dan daya tahan dalam menghadapi stressor pekerjaan / bisnis.

Anda mungkin pernah mendengar mengenai Teknik Fast Phobia Cure yang dengan mudah mampu melenyapkan phobia seketika, kurang dari 15 menit! Membuang limiting belief (belief yang membelenggu), hanya dalam waktu 5 menit atau kurang dengan demikian mudahnya.

Anda mungkin pernah mempelajari mengenai teknik goal setting bernama "SMART", dan kami penasaran apakah Anda sudah tahu bahwa teknik NLP mampu meningkatkan success rate terhadap goal -yang sudah SMART tadi- sampai berlipat-lipat ganda, karena menjadikan goal Anda memiliki sifat yang sesuai dengan cara kerja pikiran.

Anda mungkin juga pernah mengetahui teknik hypnosis berbasis conversational yang tidak terdeteksi oleh lawan bicara (karena tanpa harus membuat lawan bicara tidur dulu). Teknik ini luar biasa penting dalam negosiasi, penjualan, maupun keperluan persuasi yang lain.

Bahkan bagi Anda para hypnotist dan hypnotherapist, menguasai NLP mempermudah Anda melakukan proses rapport, pre-induction, induction, deepening, maupun kedahsyatan post hypnotic suggestion Anda. Pelajari bagaimana NLP dengan mudah meng-crack kecerdasan linguistik para world-class hypnotherapist.

Semua itu dapat Anda kuasai dengan mudah dan menyenangkan, saat Anda ikuti pelatihan Licensed NLP Practitioner bersama kami. Sekarang adalah saat yang paling tepat untuk ambil keputusan.

Benar, berbagai sistem lain di luar NLP ™ juga cukup baik dalam menemukan permasalahan, tapi tidak memberikan tools yang dapat digunakan secara mandiri (tidak tergantung orang lain : terapis, coach, dll), tanpa rasa sakit, dan menjanjikan perubahan yang lebih cepat dengan cara yang menyenangkan dan elegan.

Belajar NLP sekarang, dengan Sinergy Lintas Batas, memberikan Anda kesempatan untuk mempelajari ilmu NLP dengan cara yang mudah, menyenangkan dan elegant. Dibimbing oleh trainer yang dilatih dan mendapatkan lisensi langsung dari Pencipta ilmu NLP itu sendiri: Dr. Richard Bandler.

Di luar sana, para pemula banyak mengeluh dengan sulitnya mempelajari NLP, entah dari buku, artikel internet atau pelatihan-pelatihan yang mereka ikuti sebelumnya. Bahkan dulu di awalnya, calon peserta yang datang di kelas kamipun skeptis dan semula khawatir mengenai hal yang sama. Sampai ketika mereka masuk di kelas, dan rasakan bahwa kelas yang dinamis dibawakan oleh trainer yang sangat berpengalaman, merupakan pengalaman yang sama sekali berbeda dari tempat lainnya. Di tangan ahlinya, NLP itu menjadi mudah dipelajari.

Kami mengajarkan NLP menggunakan ilmu NLP itu sendiri. Kami bukan hanya menjelaskan, kami bukan hanya mengajarkan deretan teknik. Kami melakukan berbagai hal untuk memastikan bahwa ilmu NLP yang dapat mempermudah kita dalam menjalani kehidupan ini, ternyata juga dapat dikuasi dengan mudah.

Saat Anda membaca testimonial alumni Sinergy Lintas Batas, Anda akan menjadi tahu mengapa orang akhirnya tetap putuskan mengikuti training NLP bersama kami, sekarang!

Apakah NLP itu?

Saat ini NLP (Neuro Linguistic Programming) seolah tengah menjadi suatu bidang baru yang digandrungi oleh berbagai pihak di Indonesia. Mulai dari eksekutif papan atas, pengusaha, psikolog, dokter, olahragawan, dosen, bintang film bahkan sampai politisi. Sebenarnya apakah NLP itu ?

Beberapa sumber menyatakan mempelajari NLP mirip dengan mempelajari manual otak manusia, terkadang disebut sebagai people skill technology, atau disebut juga psychology of excellence. Intinya adalah mengetahui bagaimana cara kerja otak agar seseorang bisa menjadi tuan atasnya, bukan menjadi budaknya. Sedangkan para pengagas NLP sendiri merumuskan NLP sebagai The study of subjective experience .

Neuro merujuk pada otak / pikiran, bagaimana kita mengorganisasikan kehidupan mental kita. Linguistic adalah mengenai bahasa, bagaimana kita menggunakan bahasa untuk mencipta makna dan pengaruhnya pada kehidupan kita. Programming adalah mengenai urutan proses mental yang berpengaruh atas perilaku dalam mencapai tujuan tertentu, dan bagaimana melakukan modifikasi atas proses mental itu.

Sejarah dimulai ketika seorang ahli Mathematika / Computer Programming (Dr. Richard Bandler) dan seorang Profesor Linguistik (Dr. John Grinder) mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis yang teramat sukses di bidangnya.

Richard Bandler dan John Grinder

Metode yang dipergunakan untuk mempelajari keahlian ini disebut sebagai modelling (ilmu memodel). Tokoh-tokoh awal yang dimodel adalah : Fritz Perls (Gestalt Psychotherapist), Virginia Satir (Family Therapist), Gregory Bateson (Anthropologist, cybernetics) dan Milton Erickson (Hypnotherapist). Setelah bertahun-tahun memodel, mereka berdua berhasil mengembangkan seperangkat teknik mental yang yang sangat berguna dalam dunia terapi.

Virginia Satir dan Milton H. Erickson



NLP lantas dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di USA dan seluruh dunia, belakangan Anthony Robbins membuat merek sendiri, yakni NAC (Neuro Associations Conditioning). Barisan pelopor NLP lantas mulai mengibarkan sayapnya merambah dataran aplikasi di luar terapi. Ilmu memodel ini dikembangluaskan untuk memodel berbagai keunggulan manusia; antara lain untuk memodel keunggulan dari orang yang berprestasi unggul di bidang komunikator, olahraga / atlit, leadership, sales, pengajar, bisnisman, karyawan, penyanyi, meditasi, dan berbagai orang sukses lainnya.

Modelling dalam NLP memungkinkan untuk mempelajari dan menduplikasi keahlian seseorang. Aplikasi modelling ini sungguh tak terbatas, nyaris bisa dikatakan “Bila ada seseorang pernah melakukan sesuatu hal, maka dengan modelling kita juga dapat menduplikasi agar bisa melakukannya juga”.

Melalui NLP kita bisa melakukan coding suatu perilaku unggul manusia dan memetakannya dalam suatu pola-pola inti tertentu. Pola-pola inilah yang kemudian disusun ulang dengan urutan dan kombinasi tertentu akan menjadi model of excellence yang dengan mudah untuk diduplikasikan kepada orang lain.

Beberapa nama besar yang tercatat menggunakan ilmu NLP dalam meraih kesuksesannya adalah : Bill Clinton, Andre Agassi, Lady Di, dan Nelson Mandela, dan masih banyak lagi.

Untuk belajar NLP, seseorang bisa memilih 2 macam pendekatan :

1.
2. Mendalami ilmu NLP, yakni dengan mengambil sertifikasi berikut : NLP Practitioner (biasanya 7-14 hari), NLP Master Practitioner (biasanya 14 hari), NLP Trainer, dan NLP Master Trainer.
Umumnya orang-orang yang mendalami ilmu NLP memiliki goal untuk menjadi trainer, coach atau ahli di bidang NLP.
3. Mempelajari aplikasi NLP tanpa mendalami ilmu NLP-nya sendiri. Misal mempelajari NLP at Work, NLP for Sales, NLP for Trainer, NLP For Customer Services, Objection Mastery, Personal Mastery, Therapy with NLP, Interview with NLP dan seterusnya. Biasanya training dilakukan dalam waktu 1-3 hari saja dengan biaya yang lebih terjangkau.
Umumnya, para pengusaha, eksekutif, olahragawan, pengajar, politisi dan lain-lain yang tidak punya waktu lebih suka mempelajari NLP dengan cara ini. Dengan demikian mereka tidak perlu lagi meramu / memikirkan ulang bagaimana menggunakan NLP untuk keperluan mereka, tinggal dipraktekkan secara langsung.

CATATAN OASE : Cinta Semusim

Cinta semusim bagimu dan aku sungguh tak mengerti
Aku datang dengan sekeranjang cinta dan kita menikmatinya berdua
buah segar yang kupetik dari kebun hati
kau ambil semua dan mengupasnya tanpa sisa
kerna panas begitu terik saat itu
kutahu engkau sangat dahaga

Kini musim bunga dan kau berlari tak menengok lagi
menghisap madu disetiap mahkota seperti tak tersisa waktu
O, sungguh ku tak tahu engkau ini kumbang atau apa ?

‎kebun hatiku tak sempurna
maka buahnyapun tak lagi Seranum dulu
dengan ketulusan dan kesungguhan sederhana saja
sebuah pohon tua dengan sisa buah yang ada
mencoba tawarkan seteguk kesegaran
walau habis dalam satu gigitan

ya, kepada para musafir yang teramat lelah
apa lagi yang bisa diberikan selain tempat singgah
sebuah oase kecil bagi mereka yang penat tersesat
tak ada taman bunga warna-warni disini
tak bisa ku suguhkan manisnya madu
yang sangat kau suka itu
tak bisa memuaskanmu
selain sebiji kurma
yang tersisa

kau boleh datang dan kau boleh pergi
bukankah itu yang kau mau sejak awal tiba
aku dan kebunku akan selalu ada
disini tersembunyi di tengah gurun
karena aku

:Oase

taken from pondokcurhat.com

DIALOG OASE DAN SAMUDRA BIRU

Samudra Biru:
aku samudra..
menengok sejenak di berandamu wahai oase?
apa kabar malammu?
malam Ramadhan yang selalu.. membuatku syahdu sedan..
terasa kalimah Allah ada dimana-mana..
hingga alam mayapada pun tertunduk khidmat sangat mendengar alunanNya..

salam hangat damai senantiasa..
samudra biru menyapamu..wahai oase?

Oase:
Wahai samudera..teruslah bergelora…
tak kan haus kau disana..
oase hanya bagi pecinta sejati,yang paham akan kata pulangmenanti datangnya malam
menunggu Lailatul Qadar..menghujam qolbu bergetar..

kusapa kembali, wahai sang pengelana?

Samudra Biru:
adakah yang letih di oasemu?
aku samudera biru ..dengan senang hati kan membawanya,
dengan sampan kecilku yang menawan..
kan kubawa lelah letihnya ke tengah samudra biruku..
melihat indahnya pesona alam birukuteriring kicauan burung camar
berdendang riangterbang ke awan yang membentang dansemburat senja di barat lautku..
menambah pesona yang tiada tandingannya..

kabari aku wahai oase?
samudraku senantiasa tak berpintu..

Oase:
wahai samudra?
tempatku di tengah padang pasir..
tugasku menjaga hati..bagi mereka yang tersesat dijalanNya
haus akan Cinta..dan sekarat karena panasnya..
oase kan sejukkan mereka..
kau boleh tinggal..atau kau boleh terus mengembara?
sebagai pengelana ..

samudra?
ketahuilah..pada akhirnya..engkau akan memutar langkahmu..
kerna tak ada kembalimu..selain pulang kedalam pelukan Cinta..

Samudra Biru:
oase?
aku terbang untuk mencari..dalam suatu waktu aku bertemu..
tertambat pada satu bunga cantik..tapi sungguh sayang..
gelombang dan riak samuderaku belum mampu menarik hatinya..
apa yang harus kulakukan?
sementara sampan kecilku sudah menunggu untuk membawanya..
namun tak kunjung jua..

Oase:
wahai sang pengelana?
cinta tidak menunggu..sampan kecilmu salah berlabuh di dermaga..
sang wanita setia ada di seberang pulau..kenapa kau diam termangu?
sedang dia menunggu,
sendiri menanti dalam sunyi di sebuah dermaga cinta yang sedang didambanya


taken from pondokcurhat.com

Selasa, 21 September 2010

BERHENTILAH MENJADI GELAS

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya
belakangan ini selalu tampak murung.

“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di
dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya.

“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk
tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang
murid muda.

Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.
Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.”
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan
gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana
yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata
Sang Guru. “Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.”
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air
asin.

“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.

“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih
meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis
keasinan.

“Sekarang kau ikut aku.” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat
tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.”
Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa
bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa
asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah
di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil
mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir
danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan
membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin
dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya
kepadanya, “Bagaimana rasanya?”

“Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan
punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber
air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.
Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang
tersisa di mulutnya.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”

“Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan
meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,
membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

“Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah
dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih.
Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus
kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai
untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang
dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun
demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang
bebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam, mendengarkan.

“Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat
tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya
tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu
jadi sebesar danau

Saat bertemu

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati (sahabat) tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk berterima kasih padanya.
Karena ialah yang membantu mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Tersenyumlah dengan wajar .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang cinta

Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan

Dan Saat engkau bertemu seseorang yang saat ini menemanimu seumur hidup (suami / istri) kita,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati yang kau cari.

Sebelum. .

1. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak
dapat berbicara sama sekali.

2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak
punya apapun untuk dimakan.

3. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di
jalanan.

4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada
tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

5. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon
kepada Allah untuk diberikan teman hidup.

6. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu
cepat.

7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin
mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan
tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang
menempuh jarak yang sama dengan berjalan.

10. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran,
orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

Kapankah engkau akan ikhlas memulai?

Masa depan yang paling tidak jelas
adalah masa depan orang yang menunggu
semuanya menjadi lengkap, sempurna,
dan terjamin tidak akan gagal;
sebelum dia bertindak.
...
Dia menunggu kesempurnaan
di dunia yang tidak sempurna.

Dia menua tanpa tumbuh,
kecuali menjadi semakin frustrasi dan minder
melihat orang-orang di sekitarnya sibuk
dalam kehidupan yang ceria dan ikhlas.

Kapankah engkau akan ikhlas memulai?

Kamis, 16 September 2010

Hidup Itu….. (Praktek)

Kenang lama tengah keheningan

Di kelam kesunyian malam

Hanya menggaung kaki tak terperanjak

Membisu di pertapaan malam

Sampai denting hati di titik nol

Arti hakiki di cari cari

Ayat ayat kasih di peluk

Melukis kabut tanpa dimensi

Di berapa langkah tubuh singgah

Seberapa jauh jejak sampai manusia lacak

Hidup itu hidup

Hidup tak di kata

Menuai sepenggalah kata dengan memecah asa kemustakhilan

Selaksa angan buta

Larut di arus deras mimpi

Jauh menjauh

Semakin jauh diri memandang hati

Menilai diri semakin asing

Madhu

Madhu

SEBELUM rindu, telah ia lupakan rindu
Ketika pecah fajar hari pertamanya itu

Mengibas sayap seperti menepis basah
Pada manik embun menghangat rasa salah

Ia kenang Kekasih seperti harum nektar
Sembunyi di ruang dasar bunga-bunga mekar

Dongeng itu baru saja, ia segeliat larva
Tak silau cahaya, karena ia tak bermata

Ia telah tahu begitu saja, yang memanggil
Yang menunggu, di sauna-embun-matahari itu

Adakah aku mencari? Apakah dia di sini?

Seperti pintu, kelopak itu membuang kunci
Mempersila rindu, mempersalah matihati

Putih putik adalah bibir rahasia Kekasih
tapi lidahnya kedap, manis tak terkecap

Juntai tangkai adalah lambai hati Kekasih
Memanggil ia dengan suara, sunyi Mahasuara

Hanya akan pulang ia, dengan embun bergula
Renjis-percik lagu, dari Madhu sesamudera

Apakah dia menanti? Ataukah dia sembunyi?

Di sayapnya, waktu mengepak dan hinggap,
Ia tak menolak, dan hari-hari lengkap...

Ia tak peduli, berapa bunga ia singgahi,
Dengung itu yang nanti menyunyi-menandai

Apakah Kekasih adalah bayang-bayang hari?
Angin yang jari, menunjuk pada serbuksari

Apakah Kekasih adalah diam yang menemani?
Terbang yang kelilingi tiga lingkar bumi

Apakah Kekasih adalah ada diri dia sendiri?
Awatara - yang menemui dan tak lagi mencari

Ketika telah ada, ia mungkin tak pernah ada
Hanya tubuh berganti, yang meneruskan kerja

Menjemput bening gula, manis yang rahasia
Sebelum jatuh bunga, dan buah tak menggumpa

Sayapnya nanti merapuh, lalu ia terjatuh...

Ketika nanti tiada, ia mungkin selalu ada
Pada Madhu, yang menyentuh lidah Kekasihnya

Kekasih…

Kekasih…
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana

kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan

kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin sayup

kekasih…
karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
meleburkan kebimbangan sang peragu
saat luka kuburkan semburat hasrat perindu
dari kelam kelabu cerita lalu

kekasih…
butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa

kekasih…
sanjung puji dalam serambi janji
terucap lugas pada paras sejati
demi ikrar atas cinta suci
rekatkan dua hati yang terpatri

PUISI ALAM

Bila angin
kehilangan desirnya
daun-daun kering
takkan mau
meluruhkan tubuhnya

Bila langit
kehilangan kebiruannya
burung-burung
takkan mau
mengepakkan sayapnya

Bila sungai
kehilangan kejernihannya
ikan-ikan
takkan mau
mengibaskan ekornya

Bila bulan
kehilangan sinarnya
malam-malam
akan gelap tanpa cahaya

Bila hutan
kehilangan pohon-pohon
hewan-hewan
kehilangan tempat tinggalnya

Bila bukit
kehilangan kehijauannya
sungai-sungai
akan kering selamanya

Bila petani
kehilangan sawah ladangnya
kanak-kanak
akan menitikkan air mata

Bila manusia
kehilang kemanusiaannya
alam semesta
akan tertimpa bencana
dan bertanya angin kering
“Perlukah memanusiakan manusia?”.

Rinduku terpahat dalam batu
suaraku mengalir bersama air
bertebaran menjadi bunga-bunga keabadian.

Aku patrikan diriku pada alam
cinta,tembang,lara,berlagu di pucuk cemara
angin semilir padamkan gelora.

Aku tak,kaupun tak,kita tak paham
bagaimana laut dengan cintanya
mematrikan diri pada tebing terjal.

Aku ingin belah sepi
tatkala bulan bersemi
tapi kemana kan kupautkan rindu
ketika air tak lagi bergemericik jernih.

Kepada alam jiwaku bermalam

Mario Teguh 4

Hentikanlah sebentar kesibukanmu mengeluhkan
yang tak kau sukai,
dan perhatikanlah nilai dari setiap kejadian,
dari yang baik atau yang buruk,
yang sejatinya membawa bibit kesempatan
...untuk memperkuat dan memajukan kehidupanmu.

Ikhlaskanlah hatimu untuk menerima bahwa
semua kejadian diijinkan oleh Tuhan untuk terjadi
dengan niat menaikkan kelasmu.

Semakin hatimu ikhlas, semakin engkau mengerti.

Mario Teguh 3

Kita membutuhkan sahabat lama
untuk menguatkan pelajaran dan keindahan masa lalu kita,
dan kita membutuhkan sahabat baru
untuk menguatkan harapan dan keindahan masa depan kita.

...Janganlah terlalu bersedih dengan orang yang khianat
dan hasut dalam hidup Anda.

Pisahkanlah sahabat baik Anda dari mereka
yang hatinya kusam dan berlidah fitnah.

Tetaplah menjadi pribadi yang hatinya teduh dan wajahnya ceria.

Mario Teguh 2

Tujuan dari semua upaya kemanusiaan
adalah kedamaian dan perdamaian.

Kedamaian adalah suasana hati,
dan perdamaian adalah suasana persaudaraan dan persahabatan.
...
Kita tidak mungkin bisa hidup damai,
jika hati kita sendiri tidak setia kepada yang benar dan yang sabar.

Siapa pun yang sejatinya merdeka untuk memilih,
akan memilih kedamaian dan perdamaian.

Putuskanlah segala sesuatu dari hati yang damai.

Mario Teguh 1

Tanda bahwa jawaban doa-doa besarmu
sudah berada di ambang pencurahan
untuk menyejahterakan hidupmu,
adalah perasaan damai
saat engkau melihat dirimu sendiri di cermin,
...dan ikhlas menerimanya sebagai diri yang
akan berlaku patuh kepada tuntunan Tuhan.

Jika yang kau patuhi adalah rasa malas
dan nafsu yang tidak membahagiakan Tuhan,
bagaimana engkau bisa berharap
untuk dibahagiakan?

Ikhlaslah, patuhlah …

Selasa, 14 September 2010

7 ALASAN MENCELA DIRI

Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
pertama kali ketika aku melihatnya lemah,padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket dihadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah ia memilih yang mudah .
Keempat kalinya,ketika ia melakukan kesalahan dan coba menghibur diri dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan.
Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar.
Keenam kali,ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk padahal ia tahu,bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai.
Dan ketujuh,ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat

INDAHNYA KEMATIAN

PERJAMUAN JIWA

BANGUNLAH, Cintaku.
Bangun!
Kerana jiwaku mengalu-alumu dari dasar laut,
dan menawarkan padamu sayap-sayap di atas gelombang yang mengamukBangunlah,
kerana sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah para pejalan kaki.
Rasa kantuk telah memeluk roh setiap laki-laki, sementara aku terbangun sendiri,
rasa rindu membukakan kertas surat tidurku.
Cinta membawaku dekat denganmu, namun kebimbangan melemparkan diriku menjauh darimu.
Aku telah membuang bukuku,
kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan tempat tidurku,
Cintaku,
kerana takut pada hantu lupa yang berada di balik selimut.
Aku telah membuang bukuku,
kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan halaman buku yang kosong di depan mataku!Bangun,
bangunlah,
Cintaku dan dengar diriku!
Aku mendengarkanmu,
Cintaku!
Aku mendengar panggilanmu dari lautan lepas dan merasakan lembutnya sentuhan sayapmu. Aku telah jauh dari ranjangku,
beranjak ke tanah lapang, hingga embun membasahi kaki dan bajuku.
Di sinilah aku berdiri,
dibawah bunga-bunga pohon badam,
memenuhi panggilan jiwamu.
Bicaralah padaku,
Cintaku,
dan biarkan nafasmu menghirup angin gunung yang datang padaku dari lembah-lembah Lebanon.
Bicaralah.
Tak ada yang akan mendengar selain diriku.
Malam telah melarutkan semua manusia ditempat tidurnya.
Syurga telah menyulam cahaya rembulan dan menghamparkannya ke seluruh daratan Lebanon,
Cintaku.
Syurga telah meriasnya dengan bayangan malam,
jubah tebal membentang dihembus asap dari cerobong kain,
dihembus nafas kemari, dan mengelarnya di telapak kota,
Cintaku.
Para penduduk telah pulas menganyam mimpi di ubun-ubunnya di tengah pohon-pohon kenari. Jiwa mereka mempercepatkan langkah mengejar negeri mimpi,
Cintaku.
Lelaki-lelaki longlai menggendong emas,
dan tebing curam yang akan dilalui melemaskan lutut mereka.
Mata mereka mengantuk kerana dililit kesulitan dan ketakutan.
Mereka melemparkan tubuh ke tempat tidur sebagai tempat berlindung dari hantu-hantu yang menakutkan dan mengerikan,
Cintaku.
Hantu-hantu dari masa lalu berkeliaran di lembah-lembah.
Jiwa para raja melintasi bukit-bukit.
Fikiranku yang berhias kenangan menyingkap kekuatan bangsa Chaldea,
kemegahan Arab.
Di lorong-lorong gelap,
jiwa-jiwa pencuri yang tegap berjalan,
muncung-muncung nafsu ular berbisa muncul dari celah-celah benteng,
dan rasa sakit berdengung kematian,
muntah-muntah sepanjang jalan.
Kenangan menyingkap tabir kelupaan dari mataku dan nampaklah Sodom yang menjijikkan, serta dosa-dosa Gomorah.
Ranting-ranting berayun-ayun,
Cintaku,
dan desirnya bertemu dengan alunan anak sungai di lembah.
Syair-syair Sulaiman,
nada kecapi Daud dan lagu Ishak Al-Mausaili terngiang-ngiang di telinga kami.
Jiwa anak-anak yang lapar di penginapan menggelupur,
ibunya mengeluh di atas kamar kesedihan,
dan kekecewaan telah jatuh dari langit.
Mimpi-mimpi kebimbangan melanda hati yang lemah.
Aku mendengar rintihan pahitnya.
Semerbak bunga melambai seiring nafas pohon-pohon cedar.
Terbawa angin sepoi-sepoi menuju perbukitan,
harum itu mengisi jiwa dengan kasih sayang dan meniupkan kerinduan untuk terbang.
Tetapi racun dari rawa-rawa jug berkelana mengepul bersama penyakit.
Seperti panah rahsia yang tajam,
racun itu telah menembusi perasaan dan meracuni udara.
Tanpa kusedari matahari telah mengilaukan cahaya pagi,
Cintaku,
dan jari-jari timur yang lentik menimang mata-mata orang yang terlelap.
Cahaya itu memaksa mereka untuk membuka daun jendela dan menyelak hati dan kemenangan.
Desa-desa,
yang sedang tertidur dalam damai dan tenang di pundak-pundak lembah,
bangun,
loceng-loceng berdenting memenuhi angkasa sebagai panggilan untuk mula berdoa.
Dan dari gua-gua,
gema-gema juga berdengung,
seolah-olah seluruh alam sedang berdoa bersama-sama dengan khusyuknya.
Anak-anak sapi telah keluar dari kandangnya,
biri-biri dan kambing meninggalkan bangsalnya untuk menuai rumput yang berembun dan berkilatan cahaya.
Penggembalanya mengikuti dari belakang sambil mengamatinya di balik lelalang.
Di belakangnya lagi gadis-gadis bernyanyi seperti burung menyambut pagi.
Kini tangan siang hari yang perkasa terbaring di atas kota.
Tirai telah diselak dari jendela dan pintu pun terbuka.
Mata yang penat dan wajah lesu para penjahit telah siap di tempat kerjanya.
Mereka merasakan kematian telah melanggar batas kehidupan mereka,
dan riak muka yang layu mempamerkan ketakutan dan kekecewaan.
Di jalanan padat dengan jiwa-jiwa yang tamak dan tergesa-gesa,
dan di mana-mana terdengar desingan besi,
pusingan roda dan siulan angin.
Kota telah menjadi arena pertempuran di mana yang kuat menindas yang lemah dan si kaya mengeksploitasi dan menguasai si miskin.
Betapa indah hidup ini,
Cintaku,
seperti hati penyair yang penuh dengan cahaya dan kelembutan hati.
Dan betapa kerasnya hidup ini,
Cintaku,
seperti dada penjahat, yang berdebar-debar kerana selalu merasa

menanti dalam sepi

Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tiada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua,
pada cerita Tiang serta temali.
Kapal,perahu tiada berlaut
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram,
desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri.
Berjalan
Menyusur semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sendu penghabisan bisa berdekap
Kepada kawan………….