NO GOD BUT ALLAH . . .

اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ...

Rabu, 18 Agustus 2010

Hujan Pergi Sendiri

Hujanku sudah berkalang tanah
ditebas lalang malam petang
berdarah lehernya agak kekiri
terguling kengarai melantak tunggu,
menyeringai ia bersakitan
merasa benar sebelum lalu.
Ibaku menengok dari kejauhan
Rintik terisak menengadah
mengjangkau-jangkau, ingin turut
pun teguh kutegah, [Selebihnya...]
hilang sudah kawan sepermainan.
Tak niat menega hilang keduanya,
hujan dengan rintik
membujukku pada rintik,
biar hujan pergi sendiri
tinggallah rintik denganku
acuh meraung saja pesenyum rintik
Kuturut lalang hendak bertanya,
bercakap sejenaklah sudah
lalang mengapa engkau menebas hujan?
berjawab tidak dari lalang, menekur ia
Hujan kan sudah begitu semenjak dulu,
menitik air, benar melebatkah ia?
atau kau diasung pawang-pawang?
picik kau lalang!
kemudian, rintik menyanyi
sambil mencangkung
umpama beruk tidak terjual
Hujan telah dulu,
rintik tetapkah serupa dulu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar