NO GOD BUT ALLAH . . .

اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ...

Jumat, 07 Mei 2010

Siapa Pahlawan ?

Masih relevankah arti Taman Makam Pahlawan. Dahulu memang ada pejuang, tentara, tokoh negarawan yang berhak dikuburkan disana. Lalu ketika perubahan jaman, sudah tak ada lagi pejuang tersisa. Siapakah yang berhak dikubur disana ? Sekarang asal memiliki bintang mahaputera, atau bintang bintang jasa dari pemerintah. Keluarga bisa meminta agar jenasah dikuburkan di Taman Makam Pahlawan.

Tak harus pahlawan dalam arti tokoh heroik yang membela hidup dan mati dalam pertempuran membela negara.
Pahlawan juga bisa menurut selera jaman. Koruptor Pertamina jaman, Taher sampai sekarang masih di TMP Kalibata. Karena waktu ia meninggal, belum divonis bersalah. Juga tokoh komunis Nyono, juga masih dikuburkan disana semasa Pemerintahan Soekarno.

Setelah sekian lama namanya dicatat dalam buku buku pelajaran sekolah, sebagai tokoh orator - penggerak revolusi -kemerdekaan di Surabaya. Bung Tomo baru secara resmi dianugrahkan sebagai pahlawan oleh presiden SBY.
Mungkin generasi sekarang juga tak peduli. Pagi ini sambil menunggu klien di Senayan City, saya melihat lalu lalang remaja generasi MTV yang mungkin tak peduli dengan siapa siapa pahlawan itu. Bung Tomo ?

Bahwa dengan mempelajari sejarah kita mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri. Walau masih banyak kontroversial sisi kepahlawanan yang kita kenal. Sultan Agung menyerang VOC di Batavia bukan untuk semangat kebangsaan, tetapi dianggap sebagai bagian kebijakan imperialisnya menguasai pulau jawa. Atau Kartini yang dianggap tak cocok dengan predikat pahlawan. Hanya dari balik kamar, tidak melakukan sesuatu kecuali menulis surat curhat. Ia sendiri menyerah dipaksa kawin. Imam Bonjol yang ‘ konon ‘ dianggap melakukan pembantaian terhadap suku batak.
Tidak penting juga. Sejarah telah digoreskan sebagai intepretasi semangat kemerdekaaan bangsa ini.

Mungkin Menteri Sri Mulyani lebih bisa dianggap pahlawan. Mati matian, dengan resiko kehilangan jabatan dalam menjaga agar rupiah tidak terpuruk. Menolak intimidasi sebagian yang dekat dengan kekuasaan untuk menyelamatkan asset pribadi kelompok usaha tertentu.
Kita memang tak perlu predikat itu. Komunitas blogger yang peduli dengan masyarakatnya , baik dalam gagasan dan aksi, adalah pahlawan sesungguhnya.
Pahlawan sesungguhnya akhirnya hanya hadir dalam pikiran kita sendiri. Dia adalah hati nurani. Sendiri dan terasing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar