NO GOD BUT ALLAH . . .

اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ...

Jumat, 30 April 2010

Guru Kreatif Tak Kerdilkan Anak Didik

Guru Kreatif Tak Kerdilkan Anak Didik

JAKARTA, KOMPAS.com — Memberi pemahaman tentang pentingnya kreativitas dalam pembelajaran tidak cukup hanya berlaku pada guru, tetapi juga kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan. Guru tidak bisa berdiri sendiri menjadi inspirasi pembelajaran yang inspiratif bagi murid-muridnya di dalam kelas.

Anak memang harus memperoleh hasil atau pencapaian, tetapi bukan itu yang utama, melainkan proses untuk meraih pencapaian itu.
-- Ratna Megawangi

Demikian hal itu mengemuka dalam seminar pendidikan "Mencerahkan dan Memberdayakan Peran Guru" yang diselenggarakan oleh Tupperware Indonesia yang didukung oleh Pemprov DKI Jakarta, Jumat (30/4/2010) di Jakarta. Hadir sebagai pembicara seminar, antara lain, pengamat pendidikan Dr Ir Ratna Megawangi dan psikolog Prof Sarlito Wirawan Sarwono.

Direktur Marketing Tupperware Indonesia Yanty Melianty mengatakan, tidak cukup hanya guru yang perlu diberikan pencerahan terkait profesionalitasnya di sekolah, tetapi juga kepada sekolah sebagai pembuat kebijakan. "Harus dengan dukungan kepala sekolah agar guru bisa menjadi insan inspiratif yang lebih percaya diri dan kreatif di setiap proses pembelajaran bagi anak-anak didiknya," ujar Yanty.

Ratna Megawangi, yang membawakan topik "peran Pembelajaran Kreatif dalam Membangun Profesionalisme Guru SD", mengatakan, guru perlu terus dibekali dengan unsur-unsur kreativitas agar selalu kreatif dalam mengajar di samping mengatur kebutuhan hidup kesehariannya. Jika guru tetap berpegang teguh pada paradigma pendidikan yang hanya berfokus nilai dan rangking, hal tersebut hanya akan mengerdilkan anak didik.

"Pembelajaran oleh si anak memang harus memperoleh hasil atau ada pencapaian, tetapi bukan itu yang utama, melainkan proses untuk meraih pencapaian itu. Kalau dari awal proses itu sudah salah, itu yang berbahaya, anak jadi tidak kreatif," kata Ratna.

Ditambahkan oleh Yanty, guru kreatif akan berhasil mengembangkan siswa kreatif untuk menuju era ekonomi kreatif sesuai filosofi 3E, yaitu enlighten (mencerahkan), educate (mendidik), dan empower (memberdayakan), yang dijadikan sebagai filosofi Tupperware.

"Kita tidak akan cukup berhasil jika menyerahkan semua masalah kepada regulator," ujarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar