NO GOD BUT ALLAH . . .

اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ...

Selasa, 07 Juni 2011

Mengatasi anak pemalu

Mengatasi anak pemalu

Jika si kecil selalu menyembunyikan kepalanya, kelihatan gelisah, menangis saat bertemu atau melihat orang yang asing baginya, mungkin Anda langsung menyebutnya punya pembawaan pemalu.

Anda juga memerhatikan, bagaimana ia bersikap ketika harus berhadapan dengan orang, tempat, atau sesuatu yang baru (termasuk permainan dan makanan), si kecil cenderung “mundur” sampai ia benar-benar merasa aman.

Mungkin si kecil termasuk anak yang gampang tidur, lebih peka dibanding anak lainnya. Saat ia sakit gigi, misalnya, ia cenderung tak mau menunjukkan rasa sakitnya.

Begitulah kira-kira gambaran si pemalu. Kata para ahli, sebagian besar sifat dasar anak merupakan pembawaan lahir. Banyak anak dilahirkan dengan pembawaan yang penuh percaya diri, tapi tak sedikit pula yang terlahir dengan pembawaan pemalu, pendiam.
Ada pula ahli yang berpendapat, sifat pemalu dan sifat-sifat lainnya adalah merupakan hasil saraf yang bersosialisasi. Maksudnya, sifat takut terhadap suatu lingkungan baru dan anak perlu waktu untuk beradaptasi, adalah bawaan dari “gen” anak itu sendiri.

PEMALU VS PENAKUT
Sebelum memutuskan anak Anda seorang yang pemalu, teliti lebih jauh dulu. Sebab, kita harus bisa memisahkan antara si pemalu dan si penakut. Perbedaannya, jika anak Anda tiba-tiba bersikap menjadi lebih berhati-hati terhadap hal-hal yang asing baginya atau merasa takut jika jauh dari Anda, ini adalah sifat penakut.

Hal ini muncul bagaikan periode yang tiba-tiba, sementara anak lainnya (pada masa yang sama) bisa lebih independen. Hampir semua anak mengalami periode ini. Umumnya ketika mereka menginjak umur 9-18 bulan dan dapat berlanjut sampai mereka berumur 3, bahkan mungkin lebih dari usia itu. Mereka tak menginginkan siatusi asing, ayah dan ibunya pergi, atau ketakutan di kegelapan.

MENYULAP JADI SI PERCAYA DIRI
Kendati demikian, kalaupun Anda merasa si kecil pemalu, tak perlu khawatir. Sifat ini tidak akan membawanya menjadi anak terbelakang, misalnya. Pendek kata, normal-normal saja. Berikut sejumlah tips untuk menolong si pemalu.

Yang Harus Dilakukan:
1. Jangan mencap anak pemalu. Jangan pula “menyebarkan” kekurangannya ini pada orang lain. Soalnya, buat anak, hal itu terdengar sebagai kritikan menyakitkan. Hal itu juga seolah-olah memisahkan dirinya dengan orang lain yang tidak pemalu.

2. Sebagai ganti mencapnya pemalu, jika ada yang bertanya tentang sifat si anak, katakan saja, “Dia memang memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang yang belum dikenalnya.”

3. Usahakan untuk tidak berpikir bahwa dia pemalu. Jika Anda tanpa sadar menganggap dia pemalu, anggapan ini seolah-olah menjadi harapan dan label yang Anda berikan pada si kecil yang justru malah akan memengaruhi pula tingkah lakunya.

4. Pahami keadaannya. Biarkan anak tahu, Anda mengerti dan mema-hami benar apa yang dirasakannya. Misalnya, jika Anda berdua pergi ke suatu pesta ulang tahun temannya, katakan padanya, “Mungkin suasananya enggak terlalu enak, ya, buat kamu. Banyak orang, ribut. Tapi memang begitulah yang namanya pesta.” Dengan demi-kian, si kecil akan tahu, reaksi dari perasa-annya normal karena orang lain pun merasakan hal yang sama dengannya.

5. Beri dukungan. Setiap kali anak mempunyai teman baru atau mau bergabung dengan suatu kegiatan, pujilah usahanya. Walaupun dia akhirnya ha-nya mau tersenyum setelah selama 15 menit bersembunyi di belakang Anda, katakanlah, “Aduh, senyum anak Mama manis sekali”. Jelaskan pula padanya, senyuman itu membuat orang lain senang daripada ia sama sekali tidak bereaksi.

6. Jangan lupa minta pengertian pada semua keluarga untuk bersabar menghadapi sikap si kecil dan minta mereka untuk tidak “menekan” atau mengolok-olok si kecil.

7. Hindari mengritik atau mengecilkannya. Tidak ada hal yang menghancurkan rasa percaya diri anak dengan amat cepat kecuali kata-kata yang tidak menyenangkan, walaupun Anda mungkin berpikir itu cuma gurauan atau candaan.

8. Ingat, tak ada manfaatnya membuat anak menjadi malu alias dipermalukan. Sifat ini sudah merupakan pembawaan dan bukan kemauan anak.

9. Jangan menghindari acara atau situasi sosial lainnya. Mungkin Anda akan berpikir, si kecil justru lebih berani jika tidak harus berkumpul dengan banyak orang. Justru jangan biarkan dia tidak bergabung pada kelompok aktivitas. Mungkin anak akan perlu waktu lebih lama untuk bisa membaur dan menyatu dengan teman-temannya, tapi lebih banyak dia bergaul, bertemu orang baru, akan lebih cepat dia menjadi terbiasa dan tak perlu waktu lama lagi untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Saat menghadiri pesta HUT, misalnya, Anda bisa mengajaknya datang lebih awal, sebelum para undangan lainnya, sehingga anak bisa melihat terlebih dulu ruangan, situasi, dan lainnya. Ini akan membuatnya merasa relaks dan percaya diri.

10. Cari cara bersosialisasi yang dapat mengurangi stres anak. Pilih kegiatan-kegiatan yang melibatkannya dalam kelompok kecil dan tenang atau tempat yang sudah dikenalnya. Jika perpustakaan merupakan tempat favoritnya, Anda dapat mengajak teman-temannya untuk sama-sama mengunjungi perpustakaan tersebut.

Latihan serta saran di atas akan sangat bermanfaat bagi si kecil yang pemalu. Bukannya tak mungkin, nantinya sifat pemalunya itu akan sirna seiring dengan bertambahnya usia anak karena ia sudah mendapat banyak masukan dan latihan.

Para ahli percaya, pada masa pertumbuhan anak, pengaruh keturunan memang berperan. Mungkin hanya 10 persen dari anak yang dilahirkan yang memiliki bawaan sifat bagaikan orang dewasa. Oleh sebab itu, tak perlu cemas akan masa depan anak. Yang penting, fokuskan perhatian untuk mendukung anak dalam menghadapi dunia.

perangai ‘malu’ anak-anak

SEBEGITU aktif dan cerewetnya orang tua, sebegitu gigihnya usaha orang tua, terkadang sama sekali tidak bisa mengubah perangai ‘malu’ anak-anak. Kalau sudah begini, bagaimana yang harus kita lakukan? Apakah kita lantas putus asa, pasrah, dan berdiam diri?

Sedari awal, orang tua harus peka terhadap perilaku, sifat, dan tabiat anak. Oleh karenanya, pendampingan yang intensif perlu dilakukan untuk terus memantau perkembangan anak. Selalu mendampingi, baik dari dekat maupun kejauhan. Selalu mengamati, baik dalam suka kita maupun duka kita.

1. Ambil Sisi Positifnya
Kadang kita dibuat jengkel oleh anak yang pemalu. Disuruh ini-itu tidak mau. Disuruh begini-begitu tidak mau. Jawabannya cukup singkat, “Malu…ah!” atau mengayun-ayunkan tubuh sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Jika anak sudah menunjukkan gelagat malunya, sebaiknya dampingi dia. Bimbing dan gandenglah untuk melakukan sesuatu, sambil bisiki dengan kata-kata penyemangat.

Kita tak boleh malu dan harus mau menerima punya anak yang pemalu. Daripada punya anak yang malu-maluin? Coba bayangkan saja kalau anak Anda berbuat hal yang membuat Anda malu, misalnya suka mengambil makanan seenaknya di rumah orang. Lebih baik anak Anda malu menerima kalau diberi makanan tho? Setidaknya, dalam diri anak yang pemalu ada harga diri daripada anak yang malu-maluin yang tak tahu malu. Tak apa anak Anda pemalu, tapi dia lebih sopan dan tahu malu kok.

Anak yang pemalu umumnya pendiam, tidak berisik, apalagi urakan. Tapi anak yang pendiam bukan berarti pemalu lho!

2. Mengapa Malu?
Sebenarnya ada beberapa hal yang dapat menyebabkan rasa malu. Anak yang malu terkadang merasa tidak percaya diri ketika tampil di depan umum. Misalnya, anak malu jika disuruh menyanyi di depan kelas. Guru harus telaten menggandeng dia untuk maju. Diharapkan lambat laun si anak akan menjadi berani. Oleh sebab itu, dukungan penuh dari segala pihak sangat dibutuhkan.

Kadang anak merasa ada sesuatu yang kurang dalam dirinya. Dia tidak mau bergaul karena malu tidak punya apa-apa. Menghadapi anak yang demikian, kita harus menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri anak dengan mengajak dia menggali kelebihan dan keistimewaan yang dimillikinya. Sikap malu yang demikian ini cenderung ke arah minder, rendah diri. Orang tua harus rajin memotivasi anak. Jangan sampai rasa mindernya menghambat perkembangannya.

Tampak bahwa anak yang malu tampil harus cenderung diarahkan untuk berani. Sedangkan anak yang minder harus cenderung diarahkan untuk percaya diri.

Anak yang sulit diarahkan untuk menjadi berani tampil, akhirnya cenderung berperilaku menjadi anak yang “pemalu”. Anehnya, anak yang begini malah enjoy dan menikmati sifatnya. Ia merasa terusik jika ada teman atau orang lain yang mengganggu aktivitasnya. Menghadapi anak yang demikian perlu kesabaran orang tua untuk terus mengawasi dan mendampinginya. Jangan sampai keasyikannya menyendiri atau bermalu-malu menimbulkan hal-hal yang tidak dikehendaki, seperti keegoisan dan sangat tertutup.

3. Profesi untuk si Pemalu
Bila Anda sudah dapat menerima dan mengerti sifat pemalu si buah hati, berusahalah berbuat yang terbaik baginya. Biasanya anak pemalu senang berdiam diri dalam melakukan aktivitas, menyendiri, memisah dari teman-temannya. Jangan terkejut jika anak Anda lebih senang membaca komik daripada menemani Anda menemui tamu, atau diajak pergi ke arisan. Ya…, tak perlu memaksa dia untuk mengubah tabiatnya.

Kita bisa membuat strategi untuk dia. Kita giring dia melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan sendiri, misalnya membuat cerita, menggambar, dan lain sebagainya. Atau kita masukkan dia ke sanggar lukis atau musik. Dia pasti akan senang tatkala jemarinya mulai lincah memainkan alat musik.

Pendek kata, kita arahkan dia pada aktivitas, profesi yang lebih cenderung kepada ketekunan diri. Menjadi penulis, pelukis, atau pemusik, biasanya merupakan hal yang disenangi anak-anak pemalu. Bagaimana bisa? Bukankah profesi-profesi ini terkadang juga harus berhubungan dengan orang lain? Ya…, tetapi dengan ketekunan dirinya, anak yang pemalu akan menunjukkan kehebatannya. Yang diacungi jempol di sini adalah pertunjukan dan kepiawaiannya memainkan pena, kuas, dan alat musik…, tanpa bicara. Lambat laun dia pasti ingin memperlihatkan kehebatannya dan mulai berani untuk tampil. Tidak malu-maluin kan?

Coba cari profesi-profesi lain yang cocok untuk anak-anak pemalu. Pasti masih banyak…, ahli komputer, arsitek, dan lain-lain. Anda harus menyiapkan banyak pilihan yang siap disodorkan pada anak, dengan catatan… tanpa paksaan dan sesuai dengan bakat atau hobi anak.

Jadi, jangan terlalu cemas memiliki anak yang pemalu. Jika kita kelola dengan baik dan sungguh-sungguh, si pemalu lambat laun juga akan muncul untuk menunjukkan kebolehannya atau pun karya-karya hebatnya. Jangan terlalu memvonis si pemalu, tapi ambillah sisi-sisi positifnya. Dan jangan sesekali melabeli dan mengatakan dia sebagai “anak pemalu”. Cukup Anda simpan dan kelola dengan baik, dengan tetap terus mengupayakan bergaulnya. Niscaya dia akan menjadi anak yang cemerlang, karena mempunyai lebih banyak waktu untuk menyendiri dan menekuni aktivitasnya dengan penuh konsentrasi.

Panduan Menghadapi Anak Pemalu

Panduan Menghadapi Anak Pemalu

APAKAH kamu memiliki anak yang hanya pendiam alias 'jago kandang ? Berikut adalah panduan untuk membuat anak benarbenar menjadi jagoan, tak hanya di kandang. Tetapi jagoan di depan semua orang. Guru anak kamu tiba- tiba memanggil kamu secara pri badi soal perkembangan anak , tentunya kamu deg-degan dong. Apa ya yang terjadi padanya di sekolah ? Apa dia nakal dan jahilin temannya ?

Tidak, ternyata tidak demikian ! Justru kebalikannya, dia adalah anak yang sangat pendiam dan pemalu. Berbeda saat ada di rumah. Dia biasanya bandel, ceria dan tak pernah berhenti berbicara dan mengganggu kamu. Lalu mengapa dia bisa berubah menjadi diam dan pemalu ?

Bisa jadi mereka tak percaya diri, kurang bersosialisasi dengan orang luar, dan merasa takut atau kurang nyaman de ngan dunia luar. Hal ini wajar terjadi pada anak usia 3 tahun ke atas, saat mereka harus bertemu de ngan dunia luar dan mencicipi bangku sekolah. Lalu, bagaimana menghadapi anak yang pemalu seperti mereka ?

• Kontak mata Kontak mata adalah yang paling penting di dalam sebuah komunikasi, dengan kontak mata maka pesan akan lebih efektif tersampaikan pada lawan bicara, dan tentu saja pesan tersebut lebih meyakinkan ketimbang saat berbicara tanpa ada kontak mata. Nah ajarkan si kecil untuk berbicara sambil ada kontak mata. Jangan paksa dia, namun gunakan cara yang halus. Jika si kecil masih merasa kurang percaya diri, katakan padanya untuk melihat hidung si lawan bicara. Setidaknya trik ini akan mengelabui lawan bicara dan seolah-olah sedang menatap matanya.

• Bermain di luar ruangan Biasakan dia untuk bermain di luar rumah, bukan berarti tanpa pengawasan. Tetapi misalnya di tempat bermain di mal yang aman. Dia tentu akan terhibur dengan aneka permainan yang ada dan sedikit demi sedikit keberaniannya akan timbul jika sering bertemu dengan banyak orang.

• Meet and greet Seminggu sekali pastikan kamu mengajaknya bermain dan berkumpul dengan sepupu atau anak teman kamu. Jangan biarkan dia hanya berteman dengan Spongebob atau Dora saja. Tetapi pastikan dia punya teman sedari kecil yang memicunya untuk lebih aktif dengan kenakalan yang positif.

• Hello are you yellow? Menjadi operator telepon selalu menarik dan menyenangkan bagi anak kecil. Biarkan dia yang menerima telepon saat telepon berdering. Ajarkan padanya bagaimana tata cara yang sopan saat menerima telepon. Perlahan dia akan semakin tertarik untuk lebih berani berbicara dengan orang lain.

• Kesabaran Tak ada hal lain yang lebih penting ketimbang kesabaran sebagai seorang ibu. Anak adalah adonan rapuh, sehingga kita harus dengan hati-hati membentuknya menjadi kue cantik. Kesabaran adalah satusatunya bumbu yang harus dimiliki dalam menghadapi mereka. Tanpa kesabaran, kamu tak akan berhasil membentuk sebuah kue cantik

Cara menghilangkan sifat pemalu

Cara menghilangkan sifat pemalu :

-mulailah bersosialisasi dari kelompok yang kecil misalnya buat kelompok belajar, kepanitiaan acara, ekskul, grup nongkrong bareng, atau biasakan bercerita dengan adik dan kakak sendiri, atau teman dekat dan tentu saja dimulai dari kehidupan sehari-hari,Coba mulai pembicaraan dari hal yang ringan-ringan saja, misal: sedang apa? hari ini makan apa? menu makanan apa yang kamu suka? Atau bisa juga kamu bercerita tentang kegiatan kamu seharian tadi, apakah ada masalah dengan teman kamu, atau cerita yang kamu anggap menarik untuk dibahas. Lambat laun kamu akan terbiasa ko dalam menghadapi orang lain.

- Pikirkan tentang cara Anda merasa dan bertindak di sekitar orang-orang yang telah Anda kenal, dimana Anda bisa merasa nyaman dan bersikap spontan. Alihkan perasaan itu saat Anda bertemu kenalan baru, begitu pula dalam situasi yang membuat rasa percaya diri Anda memudar.

- Hindari terlalu memperhatikan diri Anda sendiri. Tentu saja, Anda boleh sedikit memikirkan tentang bagaimana Anda akan melewatkan perbicangan dengan orang banyak, tapi jika seluruh fokus Anda tercurah pada kata-kata sendiri dan perasaan Anda, selanjutnya Anda akan mulai merasa gugup sendiri. Ingat-ingat apa yang dikenakan oleh orang lain dan buat catatan tersendiri, dengarkan apa yang mereka perbincangkan, bayangkan dimana mereka tinggal, buat sebuah garis besar atau ingat-ingat nama mereka. Hal ini bukan hanya memberi Anda bahan perbincangan, tapi juga mencairkan ketegangan dalam bersosialisasi dan membuat perasaan Anda lebih tenang.

- Buat pertanyaan terbuka pada semua orang. Banyak orang yang lebih senang bicara tentang diri mereka sendiri, dan temukan sebuah topik yang membuat orang lain tertarik. Apa yang membuat mereka tertarik akan membuat perbicangan berjalan menyenangkan bagi semua orang. Selalu ajukan pertanyaan yang memungkinkan jawaban lebih dari ya/tidak.

- Berhentilah percaya pada imajinasi Anda. Mungkin Anda pernah membuat gambaran tentang sebuah liburan yang menyenangkan dan pada kenyataanya jauh berbeda dari yang Anda bayangkan. Itu menunjukan beatapa tak dapat dipercayanya bayangan kita sendiri. Berhentilah memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, karena apa yang dipikiran orang lain tentang Anda, belum tentu sama persis seperti bayangan Anda.

- Berhentilah memikirkan ’segalanya atau bukan apa-apa.’ Pemikiran ‘pasti begini/pasti begitu’ tertuang saat Anda mengalami emosi. Orang-orang yang sedang depresi, marah dan gelisah melihat kenyataan dari hal-hal ini dengan perbedaan yang ektrim. Bagi orang yang sedang marah ‘Anda salah’ dan ‘mereka benar,’ orang yang marah akan melihat dirinya ‘gagal’, sedang yang lain ‘berhasil.’ Jadi berhentilah berpikir kalau Anda mungkin telah mengatakan hal yang salah, atau orang lain akan membenci Anda. Saat Anda merasa rileks dalam pergaulan sosial, Anda juga akan mendapat lebih sedikit peringatan dari diri sendiri, karena dalam keadaan gugup, biasanya Anda akan mulai berpikir tentang segalanya atau bukan apa-apa.

- Nikmati waktu Anda. Hindari mengatakan hal-hal tanpa berpikir terlebih dulu. Ajukan pertanyaan, dan jika mendapat pertanyaa. Anda dapat mempertimbangkan jawaban terlebih dahulu sebagai tanggapan Anda, jangan asal menjawab tanpa berpikir. Jawaban yang diluncurkan dengan perlahan merupakan cara bersikap santai.

- Akhirnya, gunakan latihan hipnotis. Hipnotis merupakan cara tercepat untuk mengubah tanggapan instink/emosi Anda dalam setiap situasi. Hanya pikirkan bahwa pikiran dan tubuh Anda dalam keadaan rilek sewaktu bertemu orang baru. Sebenarnya, sewaktu Anda merasa santai seringkali Anda akan menemukan saat yang tepat untuk menerapkan hipnotis agar merasa lebih percaya dirisaat berhadapan dengan orang-orang baru, dan tentu saja pada titik ini rasa malu akan tersingkir dengan sendirinya.

Bagi Anda yang memiliki masalah dengan rasa malu saat bertemu dengan kenalan baru, dapat Anda mencoba tujuh tips yang kami sampaikan di atas. Dan semoga setelah itu Anda akan lebih percaya diri saat bertemu orang-orang baru dalam pergaulan sosial.

cara menghadapi anak yang pemalu atau pendiam.

cara menghadapi anak yang pemalu atau pendiam.

Kita harus memberikan :

1. Perhatian,
2. Motivasi,
3. Pujian,


1. PERHATIAN

Dengan memberikan perhatian kita akan membuat si anak merasa ada di lingkungannya berada. Seperti memberikan kesempatan dia untuk tampil ke depan kelas agar dia memperoleh kepercyaan diri saat berada di depan kelas dan di sana dia kemudian terpancing untuk mencoba kembali tampil di depan.

2. MOTIVASI

Dengan memberikan motivasi maka kita akan memberikan suatu acuan atau dorongan agar dia terpacu untuk tampil dan berkreasi. Seperti memberikan suatu percontohan yang baik untuk melakukan suatu kegiatan dan tugas.

3. PUJIAN

Tidak lupa memberikan suatu pujian saat dia telah berhasil melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dia kerjakan,karena dengan memberikan suatu pujian itu dapat memberikan suatu rasa kepercayaan diri .Tetapi jangan terlalu berlebihan karena itu dapat membuat si anak merasa terlalu bisa melakukan segalanya dan akhirnya lupa akan posisi sebenarnya.


Baiklah kawan-kawan sekalian, saya rasa hanya itu yang saya bisa sampaikan. Apabila ada tanggapan ataupun sanggahan mengenai posting ini silahkan memberikan komen dan mengikuti blog saya.